Kumpulan Berita Generasi Muda

Semarang, (MataMaluku) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memperingatkan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran paham ekstremisme dan terorisme yang kini semakin masif di ruang digital.

“Outlook 2024 menyoroti peningkatan ancaman di ruang digital. Ini menjadi fokus utama dalam pencegahan ekstremisme dan terorisme yang menarget generasi muda,” ujar Alfroda Heanitu Panjaitan, Analis Kebijakan Ahli Muda BNPT, dalam acara pemutaran film dokumenter Road to Resilience dan bedah buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah di Semarang, Selasa (3/6/2025).

Alfroda menekankan, tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia menjadi celah potensial bagi penyebaran ideologi radikal secara daring. Oleh karena itu, BNPT terus menggencarkan langkah pencegahan melalui kolaborasi lintas sektor dalam implementasi Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE).

Salah satu langkah konkret tersebut adalah melalui pendekatan kreatif seperti film dokumenter dan literasi media. Film Road to Resilience menceritakan kisah nyata Febri Ramdani, warga negara Indonesia yang sempat tergiur propaganda ISIS di media sosial dan memutuskan berangkat ke Suriah pada 2016 demi menyusul ibunya dan kakaknya.

Namun kenyataan pahit menyambutnya di sana. “Saya tertipu. Propaganda di media sosial sangat berbeda dengan realitas. Saya hanya ingin bertemu ibu, tapi malah masuk ke situasi penuh bahaya,” kata Febri dalam film tersebut.

Sementara itu, pakar terorisme Dr. Noor Huda Ismail menegaskan bahwa tren perekrutan dan penyebaran ideologi radikal telah bergeser signifikan. “Dulu bisa diidentifikasi, sekarang siapa saja bisa terpapar, dari ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga orang kaya. Penyebarannya lewat TikTok, Instagram, bahkan game online,” jelasnya.

Ia juga menilai pendekatan keamanan konvensional kini tidak lagi cukup. “Pendekatan lama seperti pemantauan dan penangkapan tidak bisa menjawab tantangan baru. Harus ada integrasi pendidikan karakter dan literasi digital sebagai benteng utama,” tambah Huda, yang juga Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian.

Dalam diskusi tersebut, BNPT menekankan pentingnya keterlibatan aktif dari instansi pendidikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta masyarakat luas untuk membentengi generasi muda dari paparan ideologi kekerasan.

Melalui berbagai kampanye kreatif, seperti film, buku, dan edukasi digital, BNPT berharap masyarakat dapat memahami bahwa ruang digital kini menjadi medan baru dalam perang melawan terorisme. MM/AC