Kumpulan Berita Maluku Tenggara

Ambon, Maluku (MataMaluku) – Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Ambon yang tergabung dalam Solidaritas Anak Maluku menggelar aksi demonstrasi menolak aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT Batu Licin di Pulau Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Senin (16/6).

Aksi protes berlangsung di depan Kantor Gubernur Maluku dan diwarnai dengan nuansa adat yang kuat. Para demonstran mengenakan kain merah di kepala dan lengan sebagai simbol perjuangan dan identitas adat Maluku. Beberapa di antaranya juga mengenakan pakaian adat khas Maluku Tenggara serta membawa spanduk berisi tuntutan penghentian aktivitas pertambangan.

Koordinator aksi, Fadel Notanubun, dalam orasinya menyampaikan bahwa kehadiran PT Batu Licin telah mengancam kelestarian lingkungan serta merusak tatanan adat masyarakat di Ohoi Nerong dan Ohoi Mataolat, dua wilayah utama yang terdampak langsung oleh operasi tambang.

Menurut Notanubun, aktivitas perusahaan diduga menyalahi aturan hukum yang melarang kegiatan pertambangan di pulau-pulau kecil. Ia mengacu pada keputusan presiden yang mengklasifikasikan Pulau Kei Besar, dengan luas sekitar 550 kilometer persegi, sebagai pulau kecil yang wajib dilindungi.

“Kami menolak eksploitasi alam yang hanya menguntungkan korporasi tetapi meninggalkan kerusakan bagi generasi kami di masa depan,” tegas Notanubun.

Ia juga mengungkapkan sejumlah dugaan pelanggaran oleh perusahaan, termasuk pembelian lahan warga dengan harga yang tidak wajar, yakni Rp8.000 per meter persegi, dan hanya ditambah Rp2.000 jika di atasnya terdapat tanaman produktif. Selain itu, kontrak kerja sama yang awalnya disepakati selama tiga tahun secara sepihak diubah menjadi lima belas tahun, serta adanya dugaan intimidasi terhadap warga yang menolak menjual tanah atau bekerja sama dengan pihak perusahaan.

Massa aksi mendesak Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan Wakil Gubernur, Abdullah Vanath, untuk segera turun tangan dan mengambil langkah tegas menghentikan aktivitas pertambangan yang dinilai merugikan masyarakat. Mereka juga mendorong pemerintah daerah untuk lebih fokus membangun sektor pertanian dan kelautan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kei Besar.

Aksi yang berlangsung damai itu mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Provinsi Maluku maupun dari pihak PT Batu Licin terkait tuntutan para demonstran. MM