Namrole, Buru Selatan (MataMaluku) – Ruas jalan penghubung Namrole dan Leksula di Kabupaten Buru Selatan, Maluku, mengalami kerusakan parah di sejumlah titik. Kondisi ini tak hanya menghambat akses transportasi warga, terutama saat musim hujan, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Kerusakan tersebut dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur Pulau Buru dalam beberapa pekan terakhir. Longsor dan pohon tumbang memperparah kondisi jalan, membuatnya hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dengan risiko besar.
“Ini satu-satunya akses darat yang bisa digunakan warga saat musim angin timur. Kalau jalur ini putus, kami benar-benar terisolasi,” kata Kapolsek Leksula, Iptu Bastian, saat ditemui di lokasi.
Ia menyebutkan, beberapa titik mengalami longsor dan patahan jalan. Masyarakat bersama aparat kepolisian sempat bergotong-royong membersihkan material longsoran demi membuka akses sementara.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa sejumlah ruas jalan telah terputus total dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. Padahal jalur tersebut merupakan akses strategis yang menghubungkan Kecamatan Leksula dengan pusat pemerintahan di Namrole.
“Sangat memprihatinkan. Kami harap pemerintah segera turun tangan sebelum terjadi kecelakaan atau korban jiwa,” ungkap Risman La Ite, warga Desa Wamsisi, yang setiap hari melintasi jalur tersebut.
Diketahui, ruas jalan Namrole–Leksula merupakan bagian dari proyek multiyears tahun anggaran 2023–2024 dengan nilai kontrak mencapai Rp125 miliar. Proyek ini berada di bawah tanggung jawab Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Maluku, Satker Wilayah I, dan dikerjakan oleh PT Mutu Utama Konstruksi (MUK). Saat ini, proyek tersebut masih berada dalam masa pemeliharaan.
Warga mendesak pemerintah daerah, BPJN Maluku, serta kontraktor pelaksana untuk segera melakukan perbaikan menyeluruh. Mereka juga meminta adanya evaluasi terhadap kualitas pekerjaan proyek yang dinilai tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
“Kalau jalan ini baru dibangun dan sudah rusak seperti ini, ada yang tidak beres. Harus diperiksa!” ujar Agus Latuconsina, tokoh masyarakat setempat.MM