Wahai, Maluku Tengah (MataMaluku) Akses pelayanan dasar, khususnya kesehatan, masih menjadi persoalan serius bagi warga di pedalaman Kecamatan Wahai, Kabupaten Maluku Tengah. Minimnya infrastruktur jalan yang menghubungkan desa dan dusun ke ibukota kecamatan membuat masyarakat harus berjuang keras untuk mendapatkan hak pelayanan publik.
Salah satu potret nyata terjadi di Desa Kolowa, di mana hingga kini masyarakat belum memiliki fasilitas kesehatan memadai. Untuk mendapatkan layanan kesehatan, warga harus menempuh perjalanan panjang menuju pusat pelayanan kesehatan di ibukota Kecamatan Wahai. Perjalanan tersebut bukan perkara mudah, sebab harus dilalui selama dua hari dengan berjalan kaki, melewati hutan dan jalan setapak.
“Kami tidak punya pilihan lain. Kalau ada warga sakit, kami harus pikul sama-sama sampai ke Wahai. Itu pun butuh dua hari perjalanan. Sangat berat sekali,” ungkap Markus, salah satu warga Kolowa.
Sementara itu Raja Negeri Kolowa, Yosep Tamala menuturkan, masyarakat sangat berharap ada perhatian serius dari pemerintah. “Kami minta pemerintah jangan tutup mata. Tolong segera buka jalan dan bangun puskesmas di Kolowa, supaya kami tidak lagi menanggung penderitaan seperti ini,” tegasnya.
Kondisi ini semakin menyedihkan ketika ada warga yang sakit. Tanpa akses kendaraan, pasien harus dipikul secara bergantian oleh warga menuju Wahai. Situasi tersebut tidak hanya melelahkan, tetapi juga penuh risiko karena keterlambatan penanganan medis dapat berakibat fatal.
Ketiadaan puskesmas atau fasilitas kesehatan dasar di desa menambah penderitaan warga. Padahal, pelayanan kesehatan merupakan hak setiap warga negara yang seharusnya dijamin negara.
Kondisi yang dialami warga Kolowa ini menjadi cermin masih jauhnya pemerataan pembangunan di Maluku Tengah. Di tengah geliat pembangunan nasional, suara masyarakat dari pedalaman Wahai adalah panggilan kemanusiaan yang mendesak untuk segera dijawab oleh pemerintah.MM