Ambon – Warga di Kota Piru dan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax.
Pantauan Tim Matamaluku.com di sejumlah SBPU, baik yang ada di Kota Piru maupu di Kairatu pada Sabtu (16/4/2022) terjadi antrian kendaraan mengular dari kendaraan pribadi, angkot hingga kendaraan roda dua.
Para pengendara itu harus mengantri hingga berjam-jam demi mendapatkan BBM untuk kendaraan mereka.
Karmin salah satu tukang ojek saat ditemui Tim Matamaluku.com di salah satu SPBU di Kota Piru, Ibukota Kabuoaten Seram Bagian Barat (SBB) mengakui naiknya harga BBM, semakin memberatkan mereka selaku para tukang ojek.
Karmin mengakui, kalau pendapatanya berkurang sejak naiknya BBM jenis Pertamax dari Rp9.200 per liter menjadi Rp12.750 per liter.
Kenaikan BBM ini selain memberatkan pengendara, juga membuat terjadinya kelangkaan BBM jenis Pertamax dan Pertalite di beberapa SPBU yang beroperasi di kabupaten Seram Bagian Barat baik yang ada di Piru maupun Kairatu.
“Selain harganya naik, BBM nya juga langka. Kami sudah antri berjam-jam. Mau bagaimana terpaksa katong (kami) harus antri,” kata Karmin.
KArmin mengatakan terpaksa mengantri karena kalau membeli di pedagang eceran dijual Rp15.000 per liter.
“Kalau di eceran harganya Rp15.000 satu liter, terlalu mahal,” ujar Karmin.
Sejak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan pertalite pada 1 April 2022 lalu, memberikan dampak luas bagi para sopir angkutan umum dan pengemudi ojek, maupun ojek online (Ojol) termasuk masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Kenaikan harga BBM juga berdampak bagi naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok. Matamaluku.com