Kairatu – Warga Dusun Air Buaya, Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) memblokade jalan utama (Trans Seram), Kamis (29/9/2022).
Amir Rahayaan warga Dusun Air Buaya mengaku kesal karena kampung mereka sering kebanjiran di saat musim hujan, jembatan dan gorong-gorong yang dibangun tahun 2009 itu terlalu kecil, tidak mampu menampung debit air.
Selain rumah warga, banjir juga merendam Masjid yang ada di dusun itu. Sepanjang bulan September Dusun Air Buaya sudah tiga kali mengalami kebanjiran.
Rahayaan menjelaskan, kampung mereka tidak pernah kebanjiran, karena jembatan sebelumnya ukurannya cukup besar dan luas, namun ketika dibangun jembatan baru justru lebih kecil sehingga kampung mereka selalu dilanda banjir.
Persoalan ini sudah disampaikan ke pemerintah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Maluku dan Kabupaten SBB serta Balai Wilayah Sungai Maluku di Ambon, namun sampai saat ini tidak mendapat perhatian.
Sementara itu, ibu Wati warga terdampak banjir yang saat diwawancarai Tim Matamaluku.com di Dusun Air Buaya meminta pemerintah melalui instansi teknis terkait untuk segera turun tangan membangun jembatan yang baru, karena yang ada saat ini sudah hampir ambruk terkikis air.
Mewakili warga Dusun Air buaya dirinya meminta agar pembangunan jembatan yang baru fisiknya sepertiĀ jembatan yang lama.
Pantauan Tim Matamaluku.com di lokasi, aksi pemblokadean dilakukan oleh warga sekitar pukul 01:30 WIT. Warga menutup ruas jalan utama itu menggunakan batu dan material kayu setinggi hampir satu meter.
Aksi pemblokadean jalan ini membuat arus lalu lintas kendaraan dari Kairatu menuju Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur maupun sebaliknya lumpuh total.
Kendaraan yang melintas terpaksa tidak dapat melanjutkan perjalanan untuk beberapa jam, jalan kembali dibuka setelah petugas dari Pemerintah Kabupaten dibantu Polisi dan TNI melakukan negosiasi dengan warga sekitar. Matamaluku.com