Samarinda (MataMaluku) – Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda pada Senin pagi (12/5) selama lebih dari dua jam menyebabkan bencana banjir di 21 titik dan longsor yang menimbun tiga rumah di kawasan Lempake. Diduga ada empat orang yang masih berada di dalam rumah saat longsor terjadi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso, menjelaskan bahwa hujan yang mulai turun sejak pukul 05.15 hingga 07.25 WITA menyebabkan luapan air di berbagai saluran drainase dan sungai, yang berdampak pada pemukiman serta ruas jalan utama.
“Tim kami di lapangan mencatat 21 titik genangan dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 hingga 100 sentimeter,” kata Suwarso di Samarinda.
Beberapa lokasi terdampak banjir meliputi:
-
Jalan poros Samarinda-Bandara APT Pranoto (Simpang Lempake hingga Alaya)
-
Jalan Bitek (RT 07 dan RT 01 Kelurahan Sempaja Siring)
-
Jalan Citandui dan Serayu (Tanah Merah)
-
Jalan Gunung Kapur, Giri Rejo, Kebun Agung, Kartini (Lempake)
-
Jalan Daman Huri, Gerilya, Pramuka, Juanda, Kadri Oneng, AW Syahranie, Lejen Suprapto, Wahid Hasyim I, KS Tubun
-
Sekitar SMAN 9, Jalan Belimau, Mugirejo Dalam, Talangsari Luar, dan Jalan Sayur (Sempaja Utara)
Tak hanya banjir, hujan deras juga memicu tanah longsor di beberapa titik. Yang paling mengkhawatirkan terjadi di Jalan Belimau Raya RT 22, Kelurahan Lempake, di mana tiga rumah dilaporkan tertimbun material longsor.
“Informasi awal yang kami terima menyebutkan kemungkinan ada warga yang masih berada di dalam rumah saat longsor terjadi. Fokus kami sekarang adalah penyelamatan,” ujar Suwarso.
Longsor juga dilaporkan terjadi di Jalan Bengkuring Raya (Gang Kangkung) dan Jalan Belimau RT 07, yang menyebabkan kerusakan berat pada bangunan.
Tim BPBD bersama aparat kepolisian, relawan, dan instansi terkait lainnya saat ini tengah melakukan evakuasi, pendataan kerusakan, serta pencarian korban. Masyarakat sekitar lokasi longsor diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi arahan petugas di lapangan.
“BPBD terus memantau perkembangan dan mengimbau warga untuk segera melapor jika melihat tanda-tanda potensi bahaya, terutama saat kondisi cuaca ekstrem,” tutup Suwarso. MM/AC