Ambon – Kampanye dan sosialisasi program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang dilakukan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon melalui proyek perubahan strategi pelayanan alat kontrasepsi jangka panjang (Si Pelayan Alkanjang) mendapat respons positif warga kota Ambon.
Proyek perubahan Si Pelayan Alkanjang yang sudah dilakukan DPPKB Kota Ambon di tiga Kecamatan menunjukan respons positif dimana jumlah akseptor terus meningkat.
Seperti yang dilakukan di Kecamatan Baguala pada Rabu (27/10/2022), lebih dari 30 akseptor mandiri hadir mendapatkan layanan KB gratis berupa pemasangan implan.
Kegiatan itu pun cukup menarik antusias masyarakat terutama kalangan pasangan usia subur (PUS) yang memang berencana untuk memasang alat kontrasepsi, karena dianggap sangat praktis tanpa perlu menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek seperti Pil dan suntik KB.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Ambon Juliana Welhelmina Patty mengatakan pelayanan alat kontrasepsi jangka panjang (Si Pelayan Alkanjang) bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang KB.
“Inovasi Si Pelayan Alkanjang tujuannya memberikan layanan promosi dan konseling kesehatan reproduksi fasilitas kesehatan dan kelompok-kelompok kegiatan masyarakat,” ujar Patty.
Patty mengakui, pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sangat bermanfaat untuk menekan jumlah angka kelahiran.
Olehnya Pemkot Ambon terus berupaya meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi kepada akseptor dalam ber KB, mengingat 15 tahun belakangan penggunaan konrasepsi jangka pendek seperti suntik dan pil masih mendominasi. Sedangkan peminat untuk metode kontrasepsi jangka panjang belum menjadi idola.
“Diharapkan dengan Launching aplikasi Si Pelayan Alkanjang yang dijadwalkan berlangsung di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, dalam waktu dekat, terjadi peningkatan penggunaan MKJP lebih signifikan di Kota Ambon,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Charles Brabar mengapresiasi inovasi yang dilakukan DPPKB Kota Ambon, dengan inovasi Si Pelayan Alkanjang ini, dirinya optimis jumlah akseptor akan semakin meningkat.
Brabar mengatakan inovasi ini nantinya akan menjadi sample untuk dikembangkan di 10 Kabupaten/kota lainnya di Maluku,” ujar Brabar.
Brabar menyebutkan, perencanaan keluarga adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. Dengan perencanaan keluarga yang matang, pasangan bisa mengembangkan diri dan karier.
Menurut dia, sampai saat ini peserta KB menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sangat sedikit, karena berbagai alasan. Dari tujuh alat kontrasepi yang paling diminati masyarakat Kota Ambon 15 Tahun terakhir untuk ber-KB adalah jenis suntik dan pil.
“BKKBN terus melakukan inovasi dengan menyediakan alat kontrasepsi implan satu batang dan pil progres yang lebih mudah dipakai oleh ibu-ibu,” katanya.
Secara nasional presentase penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang di Provinsi Maluku diangka 37 persen, masih rendah dibanding daerah lain di Indonesia.
Dan dari 11 Kabuapten/Kota di Maluku, Kota Ambon menujunkan peningkatan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang yang saat ini sudah diatas 50 persen.
Brabar mengakui metode kontrasepsi jangka panjang, keberadaannya kurang populer dan belum menjadi idola, sehingga sosialisasi menjadi penting, agar mitos-mitos atau ketakutan terhadap MKJP bisa dihilangkan atau diminimalisir.
Untuk meningkatkan penggunaan layanan alat kontrasepsi jangka panjang, BKKBN Provinsi Maluku fokus melakukan layanan di Kabupaten yang jauh dari layanan fasilitas kesehatan. Matamaluku.com