Sinergi Lintas Sektor, Kunci Penanggulangan Bencana di Maluku Tengah

  • Bagikan
Nova

Masohi, Malteng (MataMaluku) – Penanggulangan bencana di Kabupaten Maluku Tengah tidak bisa hanya mengandalkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tetapi memerlukan sinergi lintas sektor yang melibatkan berbagai dinas, instansi, serta elemen masyarakat.

Kepala BPBD Maluku Tengah, Nova Anakotta, menegaskan bahwa kerja sama antarinstansi menjadi faktor utama dalam menghadapi bencana. Menurutnya, koordinasi yang baik antara BPBD, pemerintah daerah, serta masyarakat dapat memastikan respons yang cepat dan efektif saat bencana terjadi.

“Penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan sendiri oleh BPBD. Diperlukan kerja sama dengan berbagai sektor, termasuk masyarakat dan pihak terkait lainnya. Dengan koordinasi yang baik, setiap kejadian bencana dapat ditangani dengan cepat dan tepat,” ujar Anakotta.

Ia mencontohkan beberapa bencana yang terjadi di Maluku Tengah, seperti angin puting beliung di Kecamatan Banda dan Saparua, banjir rob di Kecamatan Seram Utara, serta banjir di Makariki, Kecamatan Amahai, dan Layeni, Kecamatan TNS. Selain itu, akses jalan yang terputus akibat bencana di Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, juga menjadi perhatian serius.

Anakotta menjelaskan bahwa kondisi geografis, geologis, dan hidrologis Maluku Tengah yang dikenal dengan julukan “Pamhanu Nusa” sangat rentan terhadap bencana alam, terutama saat musim penghujan. Oleh karena itu, langkah antisipasi sangat diperlukan untuk mengurangi risiko bencana.

Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah desa dan komunitas warga dalam mendata potensi risiko bencana, seperti jalan amblas, rekahan tanah, serta talud yang retak atau berpotensi longsor. Langkah pencegahan ini dinilai krusial guna mengurangi dampak bencana.

Diakui bahwa penanganan bencana di Maluku Tengah cukup kompleks mengingat luasnya wilayah serta keterbatasan anggaran. Oleh sebab itu, kerja sama lintas sektor sangat diperlukan agar setiap pihak dapat berkontribusi dalam mitigasi dan respons bencana secara optimal.

Anakotta juga menyoroti pentingnya koordinasi yang efektif antarinstansi guna mencegah tumpang tindih tugas dan tanggung jawab. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menumbuhkan kembali semangat gotong-royong, menjaga kebersihan lingkungan, serta tidak membuang sampah sembarangan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.

Menurutnya, penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama, di mana semua pihak harus berperan aktif dalam upaya mitigasi demi mengurangi dampak bencana terhadap masyarakat, baik dari segi kerugian materi, korban jiwa, maupun kerusakan infrastruktur.

BPBD Maluku Tengah juga terus melakukan evaluasi terhadap data lokasi rawan bencana sebagai dasar dalam menentukan langkah mitigasi yang lebih efektif di masa mendatang. Dengan koordinasi dan kesiapan yang matang, diharapkan respons terhadap bencana dapat semakin optimal.MM

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *