Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada perdagangan Rabu pagi, di tengah penantian pasar terhadap rilis neraca perdagangan domestik.
Pada awal perdagangan, rupiah naik 25 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.387 per dolar AS, dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada Jumat (14/6) yang berada di angka Rp16.412 per dolar AS.
“Hari ini, Badan Pusat Statistik akan merilis neraca perdagangan Mei 2024. Kami memperkirakan surplus perdagangan akan menyempit menjadi 2,13 miliar dolar AS dari 3,56 miliar dolar AS pada April 2024, akibat normalisasi kegiatan ekonomi setelah libur,” ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta, Rabu.
Josua juga memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di rentang Rp16.300 hingga Rp16.450 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) melonjak 13-21 basis poin (bps) karena meningkatnya kekhawatiran investor mengenai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di pemerintahan baru.
Pekan lalu, rata-rata harian volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp19,32 triliun, lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatat rata-rata Rp11,55 triliun. Hari ini, pemerintah akan mengadakan lelang obligasi seri SBSN dengan target indikatif sebesar Rp10 triliun.
Seri obligasi yang dilelang antara lain SPNS6mo, SPNS9mo, PBS032, PBS030, PBS004, PBS039, dan PBS038.
Di sisi lain, dolar AS mengalami depresiasi setelah data Penjualan Ritel AS untuk Mei 2024 tercatat lebih rendah dari perkiraan. Penjualan ritel AS pada Mei 2024 naik 0,1 persen month on month (mom), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang mencatat -0,2 persen mom, namun masih di bawah perkiraan 0,3 persen mom.
Data ini mengindikasikan permintaan konsumen yang cenderung rendah, sehingga mengurangi tekanan inflasi dari sisi permintaan. MM/AC