Jakarta (MataMaluku) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan Kamis, menjelang rilis hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat. Rupiah naik 93 poin atau 0,58 persen, mencapai Rp15.740 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp15.833 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa investor menantikan kesimpulan dari pertemuan Fed untuk memperoleh petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga AS. The Fed secara umum diperkirakan akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, meskipun prospek kebijakan moneter tetap tidak pasti di tengah kepemimpinan Presiden Donald Trump dan tekanan inflasi yang masih tinggi.
Setelah kemenangan Trump, dolar AS sempat menguat ke level tertinggi dalam empat bulan, didorong oleh berkurangnya ketidakpastian di pasar global. Pasar saat ini juga memantau pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Beijing, yang diharapkan akan mengumumkan kebijakan fiskal untuk mendukung perekonomian pada akhir pekan ini.
Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan kenaikan cadangan devisa menjadi 151,2 miliar dolar AS pada akhir Oktober 2024, meningkat dari 149,9 miliar dolar AS di bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh penerimaan pajak, jasa, dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, melampaui standar kecukupan internasional yang hanya sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa yang cukup ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis tercatat menguat ke level Rp15.767 per dolar AS dari Rp15.840 per dolar AS di hari sebelumnya. MM/AC