Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu mengalami penurunan seiring dengan ketidakpastian pasar menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Pada awal perdagangan Rabu pagi, rupiah melemah 53 poin atau 0,33 persen menjadi Rp16.143 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.090 per dolar AS.
“Rupiah tampaknya masih melemah terhadap dolar AS karena pasar menantikan data inflasi AS yang akan dirilis Jumat ini,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ariston menjelaskan bahwa hasil notulen rapat kebijakan moneter AS yang menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga jika inflasi tidak turun, turut memperkuat dolar AS.
Selain itu, data ekonomi AS yang dirilis semalam, yaitu indeks harga rumah dan tingkat keyakinan konsumen, menunjukkan kenaikan yang berpotensi memicu inflasi lebih lanjut. Hal ini semakin mendorong penguatan dolar AS.
Ariston memperkirakan potensi pelemahan rupiah hari ini bisa mencapai Rp16.130 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp16.050 per dolar AS.
“Rupiah kemungkinan masih akan tertekan karena sentimen pasar global yang saat ini fokus pada kebijakan moneter dan data inflasi AS,” tambahnya.
Dengan ketidakpastian ini, para pelaku pasar akan terus memantau perkembangan ekonomi AS yang dapat mempengaruhi pergerakan mata uang global, termasuk rupiah. MM/AC