Ratusan PKL dan IMM Ambon Gelar Demo Tolak Relokasi Ke Pasar Transit Passo

  • Bagikan
Ratusan PKL dan IMM Ambon Gelar Demo Tolak Relokasi Ke Pasar Transit Passo

Ambon – Ratusan Pedagang Kaki Lima Pasar Mardika bersama Organisasi Kepemudaan (OKP) yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhamadyah (IMM) Cabang Ambon, menggelar unjuk rasa relokasi ke Pasar transit Passo di Balai kota Ambon, Senin 07 Juni 2021.

Pengunjuk rasa menolak untuk direlokasi ke Pasar transit Passo sehubungan rencana revitalisasi pasar Mardika oleh Pemerintah Pusat.

Dalam orasinya, pengunjuk rasa bersikeras menolak untuk direlokasi ke pasar transit Passo dan meminta Pemerintah kota Ambon menyediakan tempat yang representative untuk mereka berjualan. Mereka mengatakan jika harus berjualan di pasar transit Passo mereka akan mengalami kerugian karena sepi dan jauh dari jangkauan pembeli.

“Kami menolak untuk direlokasi ke pasar transit Passo sebab tempat tinggal kita jauh, contohnya kami yang tibnggal di Kudamati, Air Salobar, Kebun Cengkeh dan lain-lain, kebijakan ini tidak berpihak kepada kami para pedagang” kata Ibu Asni.

Menurut pedagang mereka mendukung kebijakan Pemerintah untuk membangun Pasar Mardika yang lebih modern, tetapi dengan syarat  mereka harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau masyarakat.

“Kami mendukung upaya pemerintah untuk melakukan revitalisasi terhadap pasar Mardika tetapi kami hanya minta agar Pemerintah Kota Ambon menyediakan lahan yang representative bagi kami berjualan, karena kalau di Pasar Transit Passo tempatnya jauh dan sepi dari pembeli” kata Mony salah satu pedagang yang juga ikut berorasi.

Dalam aksi demo tersebut, sempat terjadi keributan antar pendemo dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Ambon, bahkan pendemo sempat melempar Pol PP dengan sayuran dan tomat yang dibawah dari pasar.

Setelah menggelar orasi cukup lama akhirnya Walikota Ambon, Richard Louhenapessy bersedia menerima perwakilan pendemo untuk bertemu di ruang kerja Walikota.

Dalam pertemuan dengan perwakilan pendemo, Walikota Richards Louhenapessy mengatakan, rencana revitalisasi pasar Mardika Ambon sudah diprogramkan tujuh tahun silam.

“Perlu Bapak Ibu ketahui bahwa rencana revitalisasi pasar Mardika ini sudah cukup lama yaitu tujuh tahun delapan bulan dua minggu tujuh hari. Pemerintah kota berjuang sampai dengan pasar ini disetujui ya, Pertama kenapa sampai pasar ini harus ditata lagi, karena pasar ini sudah tidal layak untuk sebuah Ibukota sekelas Ambon, karena sudah berusia 40 tahun” kata Louhenapessy saat menerima perwakilan pendemo di ruang kerjanya.

Menurutnya, pasar Mardika Ambon masuk dalam program revitalisasi prioritas dari 5 pengusulan pembangunan pasar di seluruh Indonesia dari sebelumnya diusulkan sebanyak 15 pasar .

Ia mengatakan, Kementerian Perdagangan dan Kementerian PUPR mengucurkan anggaran revitalisasi pasar Mardika sebesar kurang lebih Rp200 miliar, tetapi karena pandemi COVID-19, maka fokus pelaksanaan pembangunan akan dilaksanakan pada 2021.

Proyek revitaliasai dari pasar tradisional menjadi modern kata Walikota, seharusnya sudah dilakukan tahun 2019 lalu, mengingat minimnya anggaran dari pemerintah pusat, maka proyek pembangunan baru dapat terealisasi pada tahun 2021. Progres pembangunan pasar ini akan dilakukan dalam dua tahap pembangunan.

“Sebetulnya ini sudah harus dilaksanakan pada tahun 2019 tapi kita mengalami kesulitan keuangan, tahun 2020 itu juga belum bisa karena kondisi COVID-19. Kita ngotot terus akhirnya dia masuk di tahun 20201, dari usulan pembangunan 15 unit pasar, Karena COVID-19 pemerintah pusat kemudian menyeleksi sehingga terakomodir lima unit pasar dari lima pasar tersebut didalamnya revitalisasi pasar mardika”ungkap Louhenapessy.

Dijelaskan oleh Louhenapessy perjuangan untuk mendapat persetujuan pemerintah pusat, setelah ditinjau langsung oleh Presiden Joko  Widodo ke Ambon yang sebelumnya sempat ditinjau oleh Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Untuk menjawab keinginan para pedagang Walikota Ambon berencana akan menemui Gubernur Maluku Murad Ismail untuk meminta penggunaan lahan seputaran Benteng Viktoria guna dijadikan sebagai tempat berjualan sementara bagi para pedagang. Matamaluku.com

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *