Ponorogo, Jawa Timur – Ratusan pemuda yang berasal dari 281 desa/kelurahan di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur, telah menjalani pelatihan intensif dalam bidang digital untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar mereka dapat berperan sebagai konten kreator aktif yang mampu mempromosikan potensi ekonomi, sosial, dan budaya pariwisata di kampung halaman mereka.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menjelaskan bahwa pelatihan ini diselenggarakan oleh Pemkab Tulungagung pada tanggal 25-26 November di kawasan Wisata Telaga Ngebel. “Setiap pemuda yang diutus dari desa/kelurahan diharapkan menjadi pionir dalam membantu mempromosikan daerah asalnya,” katanya.
Pelatihan ini diisi oleh instruktur dan konten kreator kenamaan, menjadi pemicu semangat bagi 281 pemuda desa untuk meningkatkan literasi digital mereka. “Setiap desa akan memiliki seorang pemuda hebat yang mahir dalam literasi digital. Kami memberikan bekal terkait dunia digital, baik sebagai konten kreator maupun pengguna media sosial dengan etika yang baik,” ungkap Bupati Sugiri, akrab dipanggil Kang Giri.
Bupati Sugiri berharap para peserta pelatihan dapat menggali setiap potensi yang dimiliki oleh desanya, mulai dari usaha mikro, kearifan lokal, keindahan alam, hingga kekayaan kuliner. Dengan begitu, setiap desa dapat memiliki tim promosi yang efektif untuk meningkatkan visibilitasnya di tingkat lebih luas. “Ini merupakan embrio dari upaya kami. Pemkab memberikan wadah dan pendampingan, dan peserta akan menjadi pelaku yang mengeksplorasi serta mempromosikan potensi lokal mereka,” tambahnya.
Wakhid Purwanto, Kabid Pemuda dan Olahraga, Disbudparpora Kabupaten Ponorogo, menambahkan bahwa program “Pemuda Hebat” telah berjalan sejak tahun 2022 dan akan terus berlanjut hingga 2024. Dia menjelaskan bahwa fokus pelatihan tahun ini adalah pada seni dan budaya. “Pelatihan teoritis telah dilakukan di Gedung Korpri Ponorogo beberapa waktu lalu, sedangkan di Telaga Ngebel, para peserta dapat langsung mengaplikasikan pengetahuan mereka terkait seni dan budaya serta langsung terlibat dalam potensi Telaga Ngebel. Setelah selesai, mereka dapat langsung menerapkan keterampilan ini di desanya masing-masing,” jelas Wakhid. Matamaluku