Ramadhan Hari Pertama, Banyak Lapak Takjil Diberbagai Sudut Kota Ambon

  • Bagikan
Takjil

Ambon, Maluku (MataMaluku) – Hari pertama Ramadan 1446 Hijriah membawa berkah bagi para pedagang takjil di Kota Ambon. Sejumlah titik penjualan makanan berbuka puasa dipadati warga yang berburu hidangan untuk berbuka, salah satunya di kawasan Simpang Masjid Raya Al Fatah, Kecamatan Sirimau.

Selain di sekitar Masjid Raya Al Fatah, lapak-lapak takjil juga berjejer di Batu Merah, sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, serta di kawasan Maluku City Mall (MCM), Kebun Cengkeh, STAIN, Waiheru, dan Wayame.

Keramaian ini menyebabkan peningkatan volume kendaraan dan aktivitas warga, mengakibatkan kemacetan di beberapa titik.

Pantana DMS Media Group, para pedagang mulai menjajakan dagangannya sejak pukul 15.00 WIT, namun puncak keramaian terjadi antara pukul 16.00 hingga 18.00 WIT.

Beragam menu ditawarkan di pasar takjil dadakan ini, mulai dari minuman segar seperti sop buah, es kuwut, es jeruk, hingga makanan berat seperti gorengan, pecel sayur, dan lauk pauk. Selain itu, tersedia pula makanan siap saji serta aneka gulai, yang menjadi solusi praktis bagi masyarakat yang tidak sempat memasak sendiri.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga belasan ribu rupiah, tergantung jenis makanan dan minuman yang dibeli. Minuman es seperti es teh manis, es kuwut, dan es kelapa dijual dengan harga Rp5.000–Rp7.000, sementara sop buah lengkap dibanderol Rp10.000.

Tak hanya makanan ringan, berbagai jenis kue basah seperti kue lumpur, Herculs, Asida lemper, risoles, cucur, dan putu ayu juga tersedia. Bubur sumsum candil dan kolak pisang, yang menjadi favorit saat bulan Ramadan, juga banyak diminati warga.

Dengan semakin banyak penjual Takjil dalam kota Ambon membuat omset yang diperloleh para pedagang juga relatif terbatas, Fat, seorang pedagang kue di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, mengungkapkan bahwa omzet penjualannya justru lebih besar pada hari-hari biasa dibandingkan saat Ramadhan.

Menurut Fat, sebelum Ramadhan hanya ada empat penjual kue di kawasan tersebut. Namun, saat bulan puasa, jumlah pedagang bertambah drastis dengan beragam variasi kue yang dijual. Hal ini mengakibatkan omset yang diperolehnya agak sedikit berkurang dari hari biasanya.

Meskipun persaingan semakin ketat, para pedagang tetap berharap mendapatkan keuntungan yang cukup selama bulan Ramadhan, terutama menjelang Idul Fitri yang biasanya meningkatkan daya beli masyarakat.

Menariknya, tidak hanya warga Muslim yang membeli takjil, tetapi juga warga non-Muslim turut singgah untuk mencicipi hidangan khas Ramadan yang jarang ditemui di hari biasa.

Beberapa pedagang mengaku bahwa selama bulan Ramadan, mereka bisa meraup pendapatan hingga Rp1 juta per hari jika dagangan mereka laris terjual.

Keramaian lapak takjil di Kota Ambon menandakan antusiasme warga dalam menyambut Ramadan. Tradisi berburu takjil pun tetap menjadi bagian dari suasana khas bulan suci ini di kota bertajuk manise ini.MM

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *