Jakarta (MataMaluku) – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan bahwa puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sempat tertahan di Israel, Yordania, dan Iran kini telah berhasil kembali ke tanah air dengan selamat. Kepulangan mereka difasilitasi melalui bantuan intensif dari Kedutaan Besar RI di Amman, Yordania.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, dalam keterangan pers daring pada Rabu (18/6), menjelaskan bahwa 42 WNI peziarah yang sebelumnya berada di Yerusalem, Israel, telah berhasil meninggalkan wilayah tersebut melalui jalur darat menuju Yordania, sebelum akhirnya kembali ke Indonesia.
“Selain itu, delapan jamaah haji asal Indonesia yang berdomisili di Inggris dan sempat tertahan di Amman juga telah kembali ke Inggris,” ungkap Judha.
Ia menambahkan bahwa dua WNI lainnya yang tengah berada di Iran berhasil keluar dari negara itu lewat jalur darat menuju Pakistan dan selanjutnya melanjutkan perjalanan pulang ke Indonesia.
Kemlu juga telah melakukan pertemuan daring dengan para WNI yang masih berada di Iran guna memantau kondisi mereka dan menyampaikan skenario kontinjensi yang telah disiapkan oleh KBRI Teheran bekerja sama dengan pemerintah pusat.
“Status saat ini adalah siaga dua, namun kami terus mengimbau para WNI agar tetap waspada dan mengikuti perkembangan situasi. Jika eskalasi terjadi, status bisa dinaikkan menjadi siaga satu dan proses evakuasi akan segera dilakukan,” jelas Judha.
Ia juga mengimbau agar seluruh WNI yang masih berada di wilayah konflik, khususnya Iran dan Israel, untuk membatasi aktivitas di luar rumah, kecuali untuk keperluan yang sangat penting. Dalam kondisi darurat, WNI diminta segera menghubungi hotline KBRI Amman atau KBRI Teheran.
Lebih lanjut, masyarakat Indonesia diminta menunda perjalanan ke wilayah rawan seperti Iran, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yaman, mengingat wilayah-wilayah tersebut saat ini berada dalam status siaga oleh perwakilan RI.
Judha juga mengingatkan para WNI yang memiliki rencana penerbangan melintasi wilayah Timur Tengah agar memantau secara berkala jadwal penerbangan mereka. Penutupan sementara ruang udara di beberapa negara dapat menyebabkan perubahan mendadak pada jadwal penerbangan.
Situasi memanas di Timur Tengah menyusul serangan udara Israel terhadap Iran pada 13 Juni 2025, yang diklaim bertujuan menghentikan program nuklir Iran. Serangan ini menyebabkan sedikitnya 1.800 warga Iran luka-luka, menurut laporan Menteri Kesehatan Iran Mohammad Reza Zafarghandi pada Senin (16/6). MM/AC