Seram Bagian Timur, Werinama – Proyek pembangunan jembatan Wai Bobot di Kecamatan Werinama yang menghubungkan Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) di Pulau Seram, Provinsi Maluku hingga saat ini terbengkalai belum juga dikerjakan.
Padahal, pembuatan konstruksi beberapa tiang jembatan Wai Bobot sudah dimulai sejak tahun 2006 lalu, namun sampai saat ini pembangunan jembatan tersebut tak kunjung diselesaikan.
Dari hasil pantauan Tim Matamaluku.com di lokasi pada pekan kemarin, beberapa tiang jembatan telah ada, namun sayangnya jembatan ini tidak bisa dibangun bahkan dihentikan pembangunannya oleh pemilik pekerja.
Tidak selesainya pembangunan jembatan tersebut, sangat berdampak bagi transportasi antar dua Kabupaten di Pulau Seram tersebut.
Masyarakat yang berdiam di Telutih sampai Werinama terpaksa harus menjadi korban atas tidak dilakukannya pekerjaan jembatan Wai Bobot yang menjadi akses tiga Kecamatan di wilayah itu.
Jika musim hujan tiba, aliran sungai Wai Bobot sangat kencanag tidak bisa dilewati kendaraan baik roda empat maupun roda.
Warga setiap harinya harus berjibaku menggotong kendaraan untuk menyeberangi sungai yang lebarnya mencapai hampir satu kilo meter. Tidak jarang beberapa kali kendaraan roda dua mogok ditengah sungai bahkan ada yang terbawa arus air saat menyeberangi sungai itu.
Kepala Kecamatan Werinama, Ibrahim Bambang Sikdewa mengakui, pembangunan jembatan Wai Bobot sangat penting untuk memperlancar akses masyarakat wilayah sekitar yang selama ini terisolasi.
Ibrahim meminta, Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat serta Balai Jalan Maluku segera melanjutkan pekerjaan tersebut. Dengan harapan masyarakat di wilayah itu tidak lagi menerobos kendaraan dalam arus sungai yang kencang ketika musim hujan.
Akbar Lessy, salah satu warga Werinama saat diwawancari mengaku, masyarakat di wilayah itu terkendala pada beberapa sungai besar yang tidak ada jembatan salah satunya Wai Bobot.
Selain itu, ada juga Wai Pulu yang hingga kini belum ada jembatan. Dirinya menjelaskan, saat pulang kampung pada musim hujan masyarakat bertarung nyawa ditengah derasnya sungai.
Hasan Wouwan mantan Raja Bemo, menceritakan pemancangan tiang jembatan Wai Bobot sudah dilakukan sejak tahun 2006, namun entah kenapa kelanjutan pembangunan jembatan yang panjangnya hampir 1000 meter itu belum juga dilakukan.
Beberapa tiang yang sudah terpancang bahkan ada yang roboh dihantam arus sungai.
Diirinya berharap ada perhatian dari pemerintah untuk segera membangun jembatan itu, agar akses masyarakat tidak tersendat, apalagi dikala musim penghujan akses transportasi dari dan ke Kecamatan Werinama maupun sebaliknya menjadi terputus akibat luapan sungai.
Wouwan menambahkan, meskipun arus sungai yang mereka hadapi cukup kencang, warga terkadang nekat asalkan, mereka bisa sampai diseberang untuk melanjutkan perjalanan.
Akibat dari belum dilakukan pekerjaan, masyarakat pada Wilayah Seram Selatan Kabupaten Maluku Tengah dan Kecamatan Werinama merasa kesulitan akses transportasi. Apalagi pada saat hujan dan banjir, tentu akses transportasi terhenti.
Untuk itu, warga meminta perhatian dari pemerintah agar secepatnya pembangunan jembatan Wai Bobot itu dapat direalisasikan agar akses antar wilayah itu dapat normal seperti halnya daerah lain di Indonesia. Matamaluku.com