Presiden Jokowi Optimis Arus Modal dan Investasi Meningkat Setelah Pemilu

  • Bagikan
Presiden Joko Widodo OJK
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Jakarta

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan harapannya agar arus modal dan investasi yang mengalir ke Indonesia mengalami peningkatan signifikan pasca Pemilihan Umum 2024.

Dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Jakarta pada hari Selasa, Jokowi menyatakan, “Saya menyadari bahwa banyak pelaku bisnis yang sebelumnya menunggu hasil pemilu—wait and see—karena adanya kekhawatiran terhadap situasi politik yang memanas jelang pemilu. Namun, sekarang, alhamdulillah, pemilu berlangsung dengan lancar, dan masyarakat berbondong-bondong ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan semangat yang tinggi.”

Presiden menekankan bahwa stabilitas politik dalam negeri sangat penting untuk memperkuat sektor keuangan yang solid, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam konteks ketidakpastian geopolitik global, termasuk konflik yang masih berkecamuk di Gaza dan Ukraina, Jokowi menjelaskan tentang ketahanan industri keuangan Indonesia. Tingkat permodalan perbankan mencapai 27,69 persen, sedangkan kredit perbankan tumbuh sebesar 10,38 persen year on year, melebihi level sebelum pandemi.

Jokowi juga menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia telah tumbuh baik dengan angka pertumbuhan sebesar 5,05 persen, sementara inflasi terjaga di angka 2,57 persen.

Data lain yang disorot oleh Presiden termasuk cadangan devisa sebesar 145 miliar dolar AS (sekitar Rp2.271,2 triliun), surplus neraca dagang sebesar 36 miliar dolar AS (setara dengan Rp570 triliun), dan surplus defisit transaksi berjalan sebesar 0,16 persen.

“Saya percaya bahwa angka-angka ini seharusnya menimbulkan optimisme terhadap ekonomi Indonesia pada tahun 2024. Namun, kita tetap harus waspada mengingat perubahan cepat dalam ekonomi global dan disrupsi teknologi yang terus berlangsung,” kata Jokowi.

Dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, Jokowi mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat inklusi dan literasi keuangan yang saat ini masih berada pada angka 75 persen dan 65 persen pada tahun 2023.

Lebih lanjut, Jokowi menekankan pentingnya dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui sektor perbankan dan asuransi. Saat ini, kredit perbankan untuk UMKM masih berada pada angka 19 persen, yang menurutnya memerlukan strategi dan terobosan agar dapat meningkat.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga mengapresiasi peluncuran Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia oleh OJK, yang diharapkan dapat mendorong inisiatif keuangan berkelanjutan yang seimbang antara aspek ekonomi, lingkungan, dan inklusivitas. MM/AC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *