Polisi Denpasar Terluka Usai Mobil Samapta Dibakar Massa di Depan DPRD Bali

  • Bagikan
Polisi Denpasar Terluka Usai Mobil Samapta Dibakar Massa di Depan DPRD Bali
Massa aksi berlari merusak dan membakar mobil samapta Polresta Denpasar di Kantor DPRD Bali di Denpasar, Sabtu 30/8/2025.

Denpasar (MataMaluku) – Kericuhan pecah di depan Gedung DPRD Bali, Sabtu (30/8) malam, ketika ratusan massa aksi menyerang dan membakar mobil samapta milik Polresta Denpasar. Akibat insiden itu, seorang anggota kepolisian yang mengemudikan kendaraan tersebut terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

“Pengemudi mobil terkena lemparan dari arah depan. Untuk sementara sudah kami larikan ke rumah sakit,” kata Kabag Ops Polresta Denpasar, Kompol I Nyoman Wiranata.

Massa Diduga Bukan dari Aliansi Ojol

Kompol Wiranata menyebut massa yang datang ke DPRD Bali tidak terkait dengan kelompok pengemudi ojek online maupun Aliansi Bali Tidak Diam yang siang harinya menggelar aksi di Mapolda Bali dengan membawa 33 tuntutan. “Yang datang ini berbeda, mereka langsung menyerang tanpa koordinasi, sifatnya anarkis,” ujarnya.

Sejak pukul 10.00 Wita, massa ojol dan aliansi sudah berunjuk rasa di Mapolda Bali dengan tuntutan besar, mulai dari pembubaran DPR RI, reformasi total Polri, hingga pemakzulan Presiden dan Wakil Presiden. Kericuhan sempat terjadi ketika mereka melempari Mapolda dengan batu, botol, hingga mercon, sebelum akhirnya dibubarkan aparat.

Serangan Tiba-Tiba di DPRD Bali

Sekitar pukul 17.00 Wita, ratusan massa kembali berkumpul di depan Kantor DPRD Bali, Jalan Kusuma Atmaja. Tanpa adanya pemberitahuan resmi, mereka langsung menyerang begitu polisi datang dengan mobil samapta dan public address.

“Kendaraan kami yang berisi perlengkapan seperti tameng langsung dihancurkan dan dibakar begitu tiba di lokasi,” jelas Kompol Wiranata.

Hingga pukul 19.00 Wita, polisi masih menurunkan 120 personel gabungan Polresta Denpasar dan Polda Bali untuk berjaga di sekitar DPRD Bali. Aparat mengimbau massa segera membubarkan diri demi mencegah dampak lebih luas, terutama pada citra pariwisata Pulau Dewata.

“Bali ini daerah wisata, kalau situasi rusuh yang rugi kita sendiri sebagai masyarakat Bali. Kami harap jangan sampai anarkis,” tutup Kompol Wiranata. MM/AC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *