Seram Bagian Barat, Waimital – Hujan berkepanjangan yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Maluku, menyisahkan musibah alam. Khususnya beberapa desa di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Salah satunya di desa Waimital, Kecamatan Kairatu, lahan pertanian milik warga mengalami kerusakan akibat dihantam banjir yang menyebabkan erosi sungai Ruapa.
Warga Desa Waimital merupakan transmigrasi dari Pulau Jawa. Bercocok tanam merupakan mata pencarian utama warga di desa itu.
Saat ini mereka terancam gagal panen dan mengalami kerugian karena sebagian hasil pertanian yang ditanam berupa cabai, kacang panjang, kangkung dan jenis tanaman lainnya hanyut tersapu erosi sungai itu.
Para petani menyebutkan, kejadian seperti ini terjadi sudah lama, karena sepanjang sungai Ruapa tidak dibangun talud atau bronjong untuk menahan aliran air, akibatnya kebun milik mereka tergerus sungai.
Lamit salah seorang petani saat di wawancarai Tim Matamaluku.com di loaksi kebunnya, Jumat (26/8/2022) menjelaskan, dari lahan seluas 2 hektare miliknya yang ditanami sayur sayuran, cabai, tomat ada juga pepaya, jeruk dan lainnya, sebagian besar habis tersapu banjir, hanya tersisa sebagian lahan saja.
“Banjir juga mengancam puluhan hektare sawah milik warga, karena sudah sangat dekat dengan sungai,” katanya.
Lamit berharap adanya perhatian serius dari Pemerintah Daerah Kabupaten SBB dan Pemprov Maluku agar bisa membuat talud atau bronjong penahan tanah agar lahan perkebunan mereka bisa aman ketika datangnya banjir.
Sementara itu, salah satu petani lainnya bernama Cipto juga menceritakan hal yang dialaminya. Lahan milikya seluas 1 hektare berisi tanaman sayuran, serta berbagai jenis tanaman umur panjang tak luput dari terjangan banjir. Sebagian lahan milik Cipto berubah wujud menjadi aliran sungai.
Cipto juga berharap, ada perhatian dari pemerintah daerah, karena sebagian lahan miliknya kini berubah wujud menjadi aliran sungai Ruapa.
Banjir bandang luapan sungai Ruapa yang dekat dengan lahan dan pemukiman warga di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten SBB juga berpotensi mengancam puluhan hektare lahan persawahan milik warga.
Akibat musibah bencana alam ini, telah mengakibatkan petani setempat mengalami gagal tanam pada musim tanam di pertengahan tahun 2022 ini.
Tanaman yang diandalkan untuk menopang kehidupan keluarga selain hasil panen sawah, bahkan ada yang sudah siap panen, ludes di sapu banjir sehingga petani mengalami gagal panen secara total pada musim tanam tahun ini.
Pantauan di tiga lokasi, erosi sedikit demi sedikit menelan sawah warga diawali dengan terkikisnya sungai Ruapa,
Menurut warga, hal ini sudah sempat diusulkan beberapa kali ke pemerintah, namun sampai saat ini belum ada penanganan. Matamaluku.com