Pesan Damai dari Ambon: Gubernur Maluku Apresiasi Jalan Salib Oikumene Lintas Iman

  • Bagikan
Gubernur Maluku
Gubernur Maluku Apresiasi Teatrikal Jalan Salib Oikumene

Ambon, Maluku (MataMaluku) – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap pelaksanaan Teatrikal Jalan Salib Oikumene yang berlangsung di Kota Ambon, Sabtu (19/4). Acara tahunan menjelang Paskah ini dinilai sebagai simbol kuat persaudaraan lintas agama yang hidup dan tumbuh di Bumi Raja-Raja.

“Kegiatan ini bukan hanya ritual keagamaan, tapi juga pesan damai dari Maluku untuk Indonesia. Di sini kita lihat semangat persaudaraan nyata, di mana umat Katolik, Protestan, bahkan pemuda Muslim, bergandengan tangan. Ini yang patut kita jaga dan teladani,” ujar Gubernur Lewerissa di sela kegiatan.

Menurutnya, keberagaman agama dan suku di Maluku bukan menjadi pemecah, melainkan kekuatan yang menyatukan. Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi nasional dalam membangun harmoni sosial dan memperkuat nilai toleransi.

“Semoga lewat prosesi ini, kita bisa menjadikan perbedaan sebagai kekayaan, bukan alasan untuk terpecah. Ini wajah sejati Maluku — wajah yang damai dan bersaudara,” tambahnya.

Teatrikal Jalan Salib Oikumene sendiri menggambarkan kisah sengsara Yesus Kristus sejak penangkapan di Taman Getsemani hingga penyaliban di Bukit Golgota. Lebih dari 100 pemuda Katolik dan AMGPM (Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku) menjadi pemeran, lengkap dengan kostum dan ekspresi emosional yang menyentuh.

Ribuan warga memadati halaman Gereja Katedral St. Fransiskus Xaverius Ambon sejak pagi. Prosesi menyusuri 12 titik pemberhentian yang melambangkan perjalanan salib Yesus, berakhir di Gereja Santa Maria Bintang Laut, kawasan Benteng.

Meski diguyur hujan, antusiasme warga tak surut. Mereka memenuhi ruas jalan, mengabadikan momen melalui kamera ponsel dan siaran langsung di media sosial.

Gubernur juga mengingatkan pentingnya nilai-nilai lokal seperti Pela Gandong dan semboyan Ale Rasa Beta Rasa dalam menjaga keharmonisan sosial di Maluku. Ia berharap pesan pengorbanan Kristus dapat dimaknai universal sebagai bentuk kasih Tuhan untuk seluruh umat manusia, bukan hanya bagi umat Kristiani.

“Makna Paskah adalah cinta tanpa batas. Kita semua dipanggil untuk menjadi alat kasih dan damai, apapun latar belakang kita,” tutupnya.

Prosesi Jalan Salib di Ambon tak sekadar mengenang sejarah. Ia menjadi jendela spiritual yang menghidupkan harapan, iman, dan cinta kasih di tengah kehidupan modern yang serba cepat.MM

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *