Ambon (MataMaluku) – Pemerintah Provinsi Maluku meluncurkan program inovatif bertajuk “Pa Sadali” (Pasar Pengendalian Inflasi) untuk membantu masyarakat mengakses bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau, serta menekan inflasi yang meningkat akibat lonjakan harga. Program ini digagas sebagai salah satu upaya strategis Pemprov Maluku dalam menjaga stabilitas harga pangan.
Penjabat (Pj) Gubernur Maluku, Sadali, mengungkapkan hal ini saat membuka Rapat Koordinasi ASPIKOM pada Kamis (19/9). Menurutnya, Pemprov Maluku bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus menggelar operasi pasar murah guna menjaga kestabilan harga pangan, terutama komoditas yang menjadi pemicu inflasi seperti sayuran, cabai, dan bawang.
Selain operasi pasar murah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) turut memantau perkembangan harga dan stok bahan pokok. Mereka juga menggandeng distributor serta Bulog untuk memastikan pasokan barang tetap lancar, termasuk mendatangkan stok dari luar daerah Maluku.
Sadali menjelaskan bahwa pemerintah menerapkan strategi 4K untuk mengendalikan inflasi, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Ia menekankan bahwa pengendalian inflasi bukan hanya tugas pemerintah dan Badan Pusat Statistik (BPS), tetapi juga memerlukan peran serta seluruh pihak terkait.
“Saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga inflasi tetap terkendali. Jika inflasi stabil, pertumbuhan ekonomi akan meningkat, dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai,” ujar Sadali.
Berdasarkan data yang dirilis BPS Provinsi Maluku pada Senin (2/9/2024), inflasi di Maluku pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,58% year-on-year (yoy). Inflasi di tiga wilayah Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu Kabupaten Maluku Tengah mencapai 1,38% yoy, Kota Ambon 3,47% yoy, dan Kota Tual 1,64% yoy. MM
