Serang – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengalokasikan anggaran sebesar Rp698 miliar untuk penanganan stunting pada tahun 2024.
Pelaksana Harian (Plh) Sekda Provinsi Banten, Virgojanti, di Serang, Rabu, menyatakan bahwa anggaran tersebut akan digunakan untuk intervensi spesifik dan sensitif dalam rangka pencegahan dan penanganan stunting.
“Pemprov Banten telah melakukan intervensi secara spesifik dan sensitif,” ujar Virgojanti.
Intervensi spesifik mencakup pemberian tablet penambah darah kepada 522.926 remaja putri dan 201.907 ibu hamil selama satu tahun, pemberian vitamin kepada 900 ibu hamil dan 3.397 balita, serta pemeriksaan komprehensif dan pemberian formula 100 kepada 981 balita. Selain itu, makanan tambahan pangan lokal akan diberikan kepada 3.397 balita dan 900 ibu hamil oleh Dapur PKK.
Pemberian makanan tambahan pangan kering juga dilakukan kepada 16.975 balita dengan status gizi baik dan 240 ibu hamil. Monitoring, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan dilakukan oleh kader posyandu, PKK, puskesmas, dan Dinas Kesehatan.
“Pada bulan Juni, pemerintah daerah diperintahkan melakukan intervensi secara serentak di seluruh daerah. Tahun 2024 sangat penting dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting. Tahun ini, angka stunting seluruh Indonesia ditargetkan di bawah 14 persen,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, menyebutkan bahwa hingga Desember 2023, sebanyak 21.171 anak di Banten masih mengalami stunting dengan gizi buruk dan gizi kurang.
“Angka tersebut berdasarkan pendataan yang telah dilakukan di lapangan. Salah satu kategorinya adalah stunting dengan gizi baik, yang mencakup 18.000 anak dari total 21.171 anak. Meskipun gizinya baik, tinggi badan anak-anak tersebut masih belum ideal,” jelas Ati Pramudji Hastuti. MM/AC