Washington (MataMaluku) – Pemerintah federal Amerika Serikat resmi mengalami shutdown pada Rabu (1/10) setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan terkait rancangan undang-undang (RUU) pendanaan. Ini menjadi penutupan pemerintahan pertama dalam hampir tujuh tahun terakhir.
Dampak dari kebuntuan politik ini, ratusan ribu pegawai federal terpaksa cuti tanpa gaji, sejumlah layanan publik berpotensi terganggu, dan publikasi data ekonomi juga kemungkinan tertunda.
Shutdown terjadi hanya beberapa jam setelah Senat gagal meloloskan RUU pendanaan jangka pendek yang seharusnya menjaga jalannya pemerintahan sementara waktu. Resolusi lanjutan yang diajukan kubu Republik ditolak Partai Demokrat karena tidak mencapai ambang batas 60 suara.
Salah satu isu krusial dalam negosiasi adalah tunjangan kesehatan. Partai Demokrat menuntut peningkatan subsidi untuk Undang-Undang Perawatan Terjangkau (Affordable Care Act/ACA) yang akan berakhir tahun ini, serta pemulihan akses bagi kelompok imigran legal, termasuk pengungsi dan pencari suaka.
Namun, kubu Republik menolak tuntutan tersebut dan bersikeras agar level pendanaan saat ini dipertahankan sembari memberikan waktu tambahan untuk perundingan lebih lanjut.
Kebuntuan itu membuat kedua partai saling menyalahkan. Demokrat menuding Republik sengaja menggiring pemerintahan ke arah shutdown, sementara Republik menuduh Demokrat menghambat upaya kompromi.
MM/AC