Pekalongan (MataMaluku) – Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2024, Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, akan menggelar Batik Night Carnival yang berlangsung pada 11 Oktober 2024 di Kawasan Budaya Jetayu. Acara ini mengusung tema “Gempita Cahya Bhumi Kota” yang menonjolkan pesona batik di empat benua dunia.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono, menjelaskan bahwa tema tersebut mengandung makna bahwa Batik Pekalongan adalah “Cahaya” yang melambangkan harapan, kebebasan, dan kehidupan bermasyarakat. “Batik Pekalongan merupakan simbol terang, sumber penghidupan, dan tradisi yang kaya akan cerita,” ujar Sabaryo di Pekalongan, Kamis (9/10).
Sabaryo menambahkan, Batik Pekalongan telah menjadi karya seni yang tidak hanya mencerminkan budaya lokal, tetapi juga mampu menjelma menjadi bagian dari kebudayaan dunia. Melalui eksplorasi batik dari empat benua—Asia, Australia, Eropa, Amerika, dan Afrika—Batik Night Carnival menghadirkan keindahan dan keberagaman dalam satu panggung seni.
“Persiapan untuk acara ini sudah matang. Para peserta akan tampil dengan beragam kostum yang menampilkan kreativitas motif batik khas Pekalongan,” ujarnya.
Sebanyak 37 peserta yang terdiri dari delapan sekolah dasar, 10 sekolah menengah pertama, lima sekolah menengah atas, dan 14 peserta dari kategori umum dipastikan akan memeriahkan acara tersebut. Selain itu, sejumlah organisasi perangkat daerah juga akan turut ambil bagian dengan menampilkan kostum batik yang unik.
Batik Night Carnival ini menjadi ajang penting untuk menampilkan kolaborasi batik Pekalongan dengan kebudayaan internasional. “Kota Pekalongan, yang telah dikenal sebagai bagian dari jaringan Kota Kreatif Dunia, akan menunjukkan eksistensi batik di mata internasional melalui karnaval ini,” tambah Sabaryo.
Sebagai bagian dari syarat, 70 persen dari seluruh kostum peserta harus menggunakan batik tulis atau cap dengan motif khas Pekalongan, seperti Jlamprang, Buketan, Tiga Negeri, Liris, dan Benji. Sisanya, 30 persen, bisa menggunakan bahan pendukung dengan tambahan elemen pencahayaan pada kostum. Para peserta juga diwajibkan membuat deskripsi singkat mengenai tema kostum yang dikenakan.
Acara ini diharapkan dapat memperkuat identitas Kota Pekalongan sebagai pusat batik dunia dan menyemarakkan peringatan Hari Batik Nasional 2024 dengan nuansa internasional. MM/AC