Makassar (MataMaluku) – Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap lima awak Kapal Motor (KM) Bintang Tamalate yang hilang sejak 2 Oktober 2024 di perairan Takalar, Sulawesi Selatan, resmi dihentikan meski para korban belum ditemukan.
“Tim SAR Gabungan bersama keluarga korban telah sepakat untuk mengakhiri operasi SAR setelah melewati batas waktu tujuh hari,” ujar Kepala Basarnas Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar, Kamis (9/10).
Empat dari lima awak kapal yang hilang diketahui bernama Daeng Taba, Daeng Pole, Dandy, dan Zul, sedangkan satu korban lainnya belum teridentifikasi. Menurut Arif Anwar, pencarian telah dilakukan secara maksimal, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan para korban.
“Walaupun operasi dihentikan, jika di kemudian hari ada informasi terkait keberadaan korban, operasi SAR akan dibuka kembali untuk melakukan evakuasi,” tambahnya.
Kapal KM Bintang Tamalate mengalami kecelakaan pada 2 Oktober 2024 saat berlayar dari Pulau Matalaan, Kabupaten Pangkep, menuju Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Kapal tersebut membawa empat anak buah kapal (ABK) dan satu penumpang. Namun, hingga 3 Oktober 2024, kapal tidak kunjung tiba di tujuan, sehingga keluarga melaporkan kejadian tersebut kepada otoritas setempat.
Sejak awal pencarian, hanya bangkai kapal yang ditemukan tenggelam di perairan Takalar, sekitar 22 mil laut dari Pulau Tanah Keke, sementara awak kapal masih hilang.
Operasi SAR yang melibatkan Basarnas, BPBD, tim SAR dari berbagai universitas, serta nelayan setempat, dilakukan di area yang luas dan dibagi menjadi tiga sektor dengan menggunakan tiga unit pencarian. Namun, hingga hari ketujuh, pencarian tidak membuahkan hasil.
Pada pukul 17.00 WITA, operasi SAR resmi dihentikan setelah evaluasi bersama keluarga korban dan instansi terkait. MM/AC