Olahraga di Waktu Pagi dan Sore Terbukti Kurangi Risiko Kanker Kolorektal Hingga 11%

  • Bagikan
Ilustrasi olahraga
Ilustrasi olahraga

Jakarta (MataMaluku) – Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal BMC Medicine menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik pada waktu tertentu dalam sehari dapat secara signifikan mengurangi risiko kanker kolorektal. Berdasarkan penelitian yang didanai oleh World Cancer Research Fund ini, berolahraga di pagi dan sore hari dapat menurunkan risiko kanker usus besar hingga 11 persen.

Asisten Direktur Penelitian dan Kebijakan World Cancer Research Fund, Dr. Helen Croker, menyatakan bahwa olahraga secara rutin memang telah dikenal membantu mencegah kanker. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu spesifik dalam berolahraga juga berperan penting dalam mengurangi risiko tersebut.

Penelitian ini mengamati pola aktivitas fisik hampir 86 ribu peserta, serta menemukan dua waktu puncak—pagi dan sore hari—di mana olahraga terkait erat dengan penurunan risiko kanker. Selama studi, peserta memakai akselerometer selama satu minggu untuk mengukur aktivitas mereka, dan kemudian dipantau selama lima tahun untuk memantau risiko kanker kolorektal.

Peneliti mencatat empat pola aktivitas, yaitu beraktivitas sepanjang hari, hanya pada sore hari, pada pagi dan sore hari, serta pada tengah hari dan malam. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang berolahraga di pagi dan sore hari memiliki risiko kanker kolorektal lebih rendah, dengan penurunan hingga 11 persen. Sementara itu, mereka yang aktif sepanjang hari menunjukkan penurunan risiko sebesar 6 persen.

Prof. Michael Leitzmann, peneliti utama dalam studi ini, mengungkapkan bahwa bukan hanya aktivitas fisik yang penting, tetapi waktu pelaksanaannya juga berdampak signifikan. “Menemukan waktu tertentu, yakni pagi dan sore hari, saat aktivitas fisik paling efektif, membuka jalan bagi strategi pencegahan kanker yang lebih terarah,” jelasnya.

Jika penelitian lanjutan mengonfirmasi temuan ini, strategi penyesuaian waktu olahraga sederhana ini bisa menjadi langkah baru yang efektif dalam upaya mengurangi risiko kanker kolorektal. MM/AC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *