Menteri ESDM Pastikan Stok BBM Nelayan di Ambon Aman Menjelang Nataru

  • Bagikan
Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia

Ambon, Maluku (MataMaluku) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan kerja ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tantui, Kota Ambon, pada Rabu (18/12/2024). Kunjungan ini bertujuan memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan tetap aman menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Dalam kunjungannya, Menteri Bahlil ditemani sejumlah pejabat, termasuk Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, dan Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Sunardi.

Mereka berbincang langsung dengan pengelola SPBUN dan para nelayan dari berbagai kapal ikan yang tengah bersandar di PPN Tantui. Menteri Bahlil bahkan ikut menyaksikan proses pengisian BBM ke jeriken yang diangkut menggunakan kendaraan roda tiga. Tak hanya itu, ia juga mencoba mengendarai kendaraan pengangkut BBM dari SPBUN menuju dermaga, sebagai bagian dari pengamatan lapangan.
“Hari ini kami bersama Pertamina, ESDM, dan BPH Migas memastikan ketersediaan BBM untuk nelayan di seluruh Indonesia. Maluku menjadi hub strategis untuk wilayah Maluku Utara dan Papua, sehingga kami cek kesiapan stok BBM agar aktivitas nelayan tetap lancar, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru,” ujar Bahlil kepada wartawan.

Dari hasil tinjauan, ia memastikan stok BBM di SPBUN Tantui berada dalam kondisi aman dengan kapasitas cukup untuk 20 hingga 21 hari ke depan.

“Alhamdulillah, stok BBM tersedia dalam kategori aman,” tegasnya.
Bahlil juga mengungkapkan bahwa harga BBM di SPBUN Tantui jauh lebih terjangkau karena mendapat subsidi. Harga Dexlite dipatok Rp13.700 per liter, sementara Solar hanya Rp6.800 per liter.

“Harga di sini adalah harga subsidi, jauh lebih murah dibandingkan harga industri. Namun, kuota tetap harus diatur dengan baik agar tidak terjadi penyalahgunaan. Kami akan terus mengevaluasi kebijakan agar nelayan mendapatkan kuota yang cukup,” jelas Bahlil.

SPBUN di PPN Tantui hanya melayani nelayan yang telah terdaftar dan memiliki barcode. Menteri Bahlil menekankan pentingnya pengelolaan kuota untuk memastikan BBM subsidi tepat sasaran.

“Saya sudah cek, hanya nelayan yang memiliki barcode terdaftar yang dapat mengisi BBM di sini. Kapasitas mesin mereka juga dihitung untuk perjalanan pulang-pergi di wilayah tertentu,” tambahnya.
Sebagai bentuk kepedulian, Menteri Bahlil juga menyerahkan bantuan kepada para nelayan yang ditemui di pelabuhan. MM/AC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *