Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, mengapresiasi Desa Sempajaya di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang dinilai sukses mengelola dana desa dengan baik.
Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar, menyatakan bahwa salah satu bukti kesuksesan Desa Sempajaya adalah keberlanjutan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang terus aktif dalam menjual pupuk dan obat-obatan pertanian. “BUMDesnya terus berjalan dalam menjual pupuk dan obat-obatan pertanian. Ini semua patut diapresiasi,” ungkap Gus Halim saat mengunjungi Desa Sempajaya pada Sabtu (27/7).
Selain itu, Gus Halim juga memuji transparansi Desa Sempajaya dalam pengelolaan dana desa, yang terlihat dari baliho APBDes yang dipasang di sejumlah titik strategis di desa tersebut. “Kita sudah lihat baliho APBDes sudah terpasang di tempat yang memang dilihat oleh masyarakat. Di sini, partisipasi masyarakat juga cukup tinggi,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, Gus Halim juga menyampaikan informasi tentang lomba literasi budaya desa yang telah diresmikan sejak 12 Juli 2024. Lomba ini bertujuan untuk mendorong pembangunan desa yang berakar pada budaya setempat. “Hampir setiap desa memiliki literasi budaya. Lomba dibebaskan, tidak harus ada dokumen sejarahnya, yang terpenting warga masyarakat mengiyakan dan nama desa selalu memiliki makna baik. Boleh dongeng, hikayat, atau apa pun, yang terpenting diamini oleh kepala desa dan salah satu tokoh masyarakat yang ada di desa,” jelas Gus Halim.
Kepala Desa Sempajaya, Meliala Purba, menyambut baik kedatangan Gus Halim dan menyatakan bahwa kunjungan tersebut akan meningkatkan semangat mereka dalam membangun desa. “Ini akan menambah semangat kami dalam terus meningkatkan pembangunan di desa kami,” kata Meliala.
Perlu diketahui bahwa pada 2023, BumDes Sempa Arih Desa Sempajaya meraih juara harapan 3 sebagai BumDes Terbaik tingkat Sumatera Utara. Selain itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Desa Sempajaya pada 2024 meningkat signifikan dari Rp3,1 miliar pada 2023 menjadi Rp4,6 miliar di 2024. MM/AC
