Menopause Lebih Lambat Tingkatkan Risiko Asma pada Perempuan

  • Bagikan
Ilustrasi Perempuan menopause
Ilustrasi Perempuan dewasa dan gejala-gejala menopause

Jakarta (MataMaluku) – Menopause adalah fase penting dalam kehidupan perempuan yang ditandai oleh perubahan fisik dan hormonal yang signifikan, serta menjadi akhir dari siklus menstruasi. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa menopause yang terjadi lebih lambat berhubungan dengan peningkatan risiko asma pada perempuan.

Menurut laporan Medical Daily, rata-rata perempuan mengalami menopause pada usia sekitar 51 tahun. Sementara menopause dini, yang berlangsung antara usia 40 hingga 44 tahun, diketahui meningkatkan risiko sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes, osteoporosis, dan depresi. Namun, kini para peneliti juga mengidentifikasi bahwa menopause yang datang terlambat memiliki dampak kesehatan yang unik.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal The Menopause Society ini mengungkapkan bahwa perempuan yang mengalami menopause pada usia lebih lanjut memiliki risiko asma yang lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan hormon seks, yang sebelumnya juga ditemukan memiliki pengaruh terhadap kejadian asma. Asma pada usia dewasa lebih banyak dialami perempuan dibandingkan pria, sementara pada usia anak-anak, kondisi ini lebih umum terjadi pada laki-laki. Pola tersebut mulai berubah pada masa pubertas, ketika asma lebih sering dialami oleh perempuan.

Penelitian ini menganalisis data dari lebih dari 14.000 perempuan pasca-menopause dan melacak kondisi kesehatan mereka selama satu dekade. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami menopause pada usia lebih tua berpotensi mengalami asma lebih tinggi dibandingkan mereka yang menopause di usia lebih muda. Menurut Direktur Medis The Menopause Society, Dr. Stephanie Faubion, hasil ini mengisyaratkan peran hormon estrogen dalam meningkatkan risiko asma.

“Dokter perlu menyadari adanya hubungan ini dan memantau perempuan yang mengalami menopause alami di usia lanjut terhadap gejala-gejala asma,” jelas Dr. Faubion.

Penelitian ini menjadi peringatan bagi kalangan medis untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan perempuan yang memasuki fase menopause di usia yang lebih tua. MM/AC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *