Jakarta (MataMaluku) – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebut pidato Presiden RI Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai salah satu pernyataan paling berani Indonesia di level internasional.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan kesiapan Indonesia mengirim hingga 20.000 pasukan perdamaian ke Gaza maupun wilayah konflik lain jika mendapat mandat PBB.
“Presiden ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya bicara soal perdamaian. Kita siap ikut menanggung beban dengan prajurit dan dukungan dana. Pesan ini kuat sekali: Indonesia tidak akan diam,” kata Meutya di Jakarta, Rabu (24/9).
Indonesia Berbicara dari Pengalaman
Meutya menegaskan sikap tersebut lahir dari pengalaman panjang Indonesia sebagai bangsa yang pernah merasakan pahitnya penjajahan dan ketidakadilan.
“Ketika Presiden mengatakan ‘kekuasaan tidak bisa menjadi kebenaran, kebenaranlah yang harus menjadi kebenaran’, dunia patut mendengarnya,” ujarnya.
Ia menilai langkah Presiden Prabowo menegaskan bahwa negara berkembang pun bisa berperan penting di panggung global. “Indonesia tidak menunggu. Kita menawarkan solusi. Kita ingin menjadi bangsa yang memberi harapan, bukan hanya untuk Palestina, tapi juga untuk kemanusiaan,” imbuhnya.
Tegaskan Dukungan pada Palestina
Dalam forum PBB itu, Prabowo menegaskan dukungan Indonesia pada solusi dua negara: Palestina merdeka berdampingan dengan Israel yang aman. Ia juga mengecam genosida di Gaza serta menyerukan penghentian kekerasan.
Selain isu Palestina, Prabowo turut membahas ancaman perubahan iklim, transisi energi bersih, krisis pangan, hingga ketahanan pangan. Ia juga menyampaikan pandangan Indonesia tentang pentingnya peran PBB dalam menjaga perdamaian dunia.
Kehadiran Perdana di PBB Setelah 10 Tahun
Prabowo menyampaikan pidato pada urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Tradisi sidang umum PBB menempatkan Brasil pada urutan pertama dan AS pada urutan kedua sebagai tuan rumah.
Kehadiran Prabowo di markas besar PBB ini menandai pertama kalinya Presiden Indonesia kembali hadir secara langsung di Sidang Majelis Umum setelah 10 tahun absen. DMS/AC