Padang – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mengajak gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh Tanah Air untuk proaktif menghadapi potensi kenaikan harga menjelang Bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah.
“Kepala daerah perlu segera mengambil langkah-langkah untuk menangani daerah-daerah yang memiliki tingkat inflasi tinggi, sebagaimana terdata oleh Badan Pusat Statistik dan Kementerian Dalam Negeri,” ungkap Mendagri RI Tito Karnavian di Padang, pada hari Minggu.
Menurut Tito, kenaikan harga di suatu wilayah umumnya disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu kelangkaan pasokan barang dan peningkatan permintaan dari masyarakat.
Di masa Ramadhan dan Idul Fitri, beberapa kebutuhan pokok seperti beras, daging ayam, telur, dan lainnya sering mengalami lonjakan harga yang signifikan. Oleh karena itu, setiap kepala daerah diminta untuk mengantisipasi hal tersebut.
“Kita perlu segera waspada dan meningkatkan pasokan. Distribusi juga harus tetap lancar,” tegas Mendagri.
Mendagri yang juga memimpin upacara peringatan HUT Ke-74 Satpol PP dan Ke-62 Satlinmas tingkat nasional, menegaskan bahwa Satpol PP memiliki peran penting dalam mendukung aparat penegak hukum dalam menghindari praktik penimbunan barang.
Di sisi lain, Kepala Badan Pusat Statistik Sumatera Barat, Sugeng Arianto, melaporkan bahwa inflasi di Ranah Minang pada Februari 2024 mencapai 3,32 persen secara year-on-year (yoy), yang disebabkan oleh kenaikan sejumlah indeks kelompok pengeluaran.
“Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga di kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,84 persen,” ungkap Sugeng Arianto.
Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi adalah pakaian dan alas kaki sebesar 2,01 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,65 persen.
Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga berkontribusi sebesar 0,59 persen, kesehatan sebesar 2,88 persen, transportasi sebesar 1,39 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen. MM/AC