Berita KKT, Saumlaki – Eksploitasi telur ikan terbang secara ilegal semakin marak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT). Nelayan dan pengusaha agen andon ilegal melakukan penangkapan dan pembelian telur ikan terbang (Hirundichthys oxycephalus) secara besar-besaran di perairan Seira, dengan ribuan ton telur dieksploitasi oleh ratusan kapal ikan yang sebagian besar berasal dari luar daerah.
Kegiatan ini dinilai berlebihan dan mengancam populasi ikan terbang. Penangkapan tersebut masuk dalam kategori penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing).
Dalam penelusuran DMS Media Group bersama beberapa jurnalis lokal di Saumlaki, mayoritas pengusaha telur ikan terbang mengaku belum memiliki izin dari Kementerian Perikanan maupun pemerintah daerah setempat. Rahmat, salah satu pengusaha telur ikan terbang di Pasar Omele, Saumlaki, menyatakan bahwa sulitnya proses dan tingginya biaya mengurus izin usaha menjadi alasan utama banyaknya pengusaha yang beroperasi tanpa izin.
Rahmat menjelaskan bahwa mengurus izin usaha ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku di Ambon memerlukan waktu berminggu-minggu dan biaya yang tidak sedikit. Ia berharap pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian lebih terhadap persoalan perizinan yang dihadapi nelayan dan pengusaha di daerah tersebut.
Nikolas Besitimur, salah satu tokoh pemuda asal Sera, Kecamatan Wermakatian, merasa kecewa dengan maraknya praktik eksploitasi ilegal telur ikan terbang di daerahnya. Ia mengkhawatirkan bahwa pengambilan telur ikan terbang yang tidak prosedural dan ilegal ini akan merusak dan merugikan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, khususnya masyarakat Sera Blawat yang memiliki hak atas wilayah tersebut.
Nikolas mengungkapkan bahwa praktik ilegal ini telah dilaporkan kepada pihak berwenang, namun hingga saat ini belum ada respon yang memadai. MM
