Maluku Harus Bersatu, Suara Rakyat Tak Boleh Lagi Dibungkam

  • Bagikan
demo maluku2
demo maluku2

Ambon, Maluku (MataMaluku) – Gelombang aksi mahasiswa bersama masyarakat Maluku baru-baru ini bukanlah sekadar protes jalanan yang mudah dipadamkan dengan janji manis pejabat. Aksi tersebut adalah teriakan kolektif yang menggema dari hati rakyat, sebuah pengingat bahwa janji-janji politik yang tak pernah ditepati telah menumpuk menjadi bara, dan kini bara itu siap menyulut api perlawanan yang lebih besar.

Selama bertahun-tahun, masyarakat Maluku telah dikecewakan. Pemerintah dan para wakil rakyat di DPRD hanya lihai menebar kata-kata manis setiap kali aksi terjadi, namun begitu massa bubar, semua kembali seperti semula. Inilah yang membuat rakyat muak: janji tanpa aksi, kata tanpa realisasi. Mahasiswa, sebagai motor perubahan, kini berdiri di garis depan bersama masyarakat untuk memastikan bahwa kebijakan tidak lagi berjalan sepihak, melainkan benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat kecil.

Rakyat Maluku sudah jenuh menyaksikan perilaku wakil rakyat yang seolah hanya menjadi perpanjangan tangan kepentingan segelintir elite. Mereka terlihat sibuk memperjuangkan kepentingan pribadi, keluarga, bahkan kroni-kroninya, sementara kepentingan rakyat hanya dijadikan alat politik. Uang negara yang semestinya digunakan untuk pembangunan justru dikorup, dihabiskan demi memenuhi perut segelintir orang.

Lebih ironis lagi, Maluku yang dikenal sebagai “negeri kepulauan seribu pulau” dengan kekayaan alam melimpah, justru menjadi salah satu daerah yang paling terpinggirkan. Minyak bumi, emas, nikel, cengkih, pala, kopra, hingga hasil laut yang berlimpah, semuanya mengalir keluar. Pusat meraup keuntungan besar, sementara rakyat Maluku dibiarkan hidup dalam keterbatasan. Infrastruktur jalan rusak, pendidikan tertinggal, fasilitas kesehatan minim, lapangan kerja sempit. Kekayaan yang melimpah di tanah sendiri justru tidak bisa dinikmati oleh anak-anak negeri.

Inilah yang seharusnya menjadi alarm bagi para wakil rakyat di DPR RI, DPD RI, maupun DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Mereka tidak boleh lagi menjadi penonton yang diam atau hanya sibuk menyenangkan pemerintah pusat. Mereka harus satu suara: memastikan kekayaan bumi Raja-Raja di Maluku benar-benar kembali untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat Maluku. Sebab, hak rakyat atas sumber daya alam bukanlah pemberian belas kasihan dari pemerintah, melainkan amanat konstitusi yang wajib diperjuangkan.

Aksi demo mahasiswa bersama masyarakat harus dibaca sebagai titik balik sejarah. Ini bukan sekadar ekspresi marah, melainkan titik tolak untuk memastikan suara Maluku didengar dan diperjuangkan hingga ke pusat kekuasaan. Maluku harus bersatu, melawan ketidakadilan yang sudah terlalu lama dibiarkan. Jika tidak, eksploitasi sumber daya alam akan terus berlangsung, dan rakyat Maluku akan tetap menjadi penonton di tanahnya sendiri.

Sudah saatnya pemerintah daerah berdiri tegak bersama rakyat. Sudah saatnya para legislator Maluku meninggalkan politik transaksional dan mulai memperjuangkan kepentingan rakyat yang memilih mereka. Dan sudah saatnya masyarakat Maluku menyadari bahwa kekuatan sejati bukan datang dari janji-janji elite, melainkan dari suara lantang rakyat yang bersatu.

Suara Maluku tidak boleh lagi dibungkam. Kekayaan negeri ini bukan untuk memperkaya segelintir orang di pusat, melainkan untuk membangun masa depan Maluku yang lebih adil, sejahtera, dan bermartabat.MM

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *