Ambon, Maluku (MataMaluku) – Maluku harus bangkit dari luka dan belajar dari tragedi, yang menyisahkan duka mendalam bagi masyarakat sebagai pengingat agar tidak terulang kembali. Belum kering luka akibat pembakaran puluhan rumah warga di Desa Hunut, kini Maluku kembali dikejutkan oleh insiden memilukan. Bentrokan antarwarga Kabauw dan Kailolo.
Kekerasan demi kekerasan yang berulang di tanah Maluku adalah alarm keras bagi kita semua. Pertanyaannya: sampai kapan masyarakat harus hidup dalam bayang-bayang konflik, hanya karena persoalan kecil yang dibiarkan membesar dan akhirnya merenggut nyawa serta menghanguskan harta benda.
Pemerintah tidak boleh lagi sekadar hadir setelah kejadian, ketika luka sudah terlanjur menganga. Diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan, pola deteksi dini, serta mekanisme mediasi antarwarga agar potensi bentrokan dapat dicegah sejak awal. Aparat keamanan harus responsif, adil, dan mampu menenangkan situasi, bukan hanya bergerak setelah korban jatuh.
Lebih dari itu, masyarakat Maluku sendiri perlu berbenah. Masa depan daerah ini terlalu berharga untuk terus disandera oleh konflik horizontal. Jika persoalan semacam ini terus berulang, maka pembangunan di Maluku akan tertinggal jauh dibandingkan daerah lain yang kini melesat maju.
Maluku memiliki potensi besar, kekayaan laut, budaya, dan generasi muda yang tangguh. Namun semua itu tak akan berarti jika perdamaian dan keamanan tidak dijaga bersama. Luka demi luka hanya akan meninggalkan trauma panjang dan menutup pintu kemajuan.
Kini saatnya pemerintah dan masyarakat bergandeng tangan, menjadikan setiap konflik sebagai pelajaran berharga. Maluku harus bangkit, menatap ke depan, dan memastikan bahwa darah dan air mata tidak lagi menjadi kisah yang diwariskan kepada anak cucu.MM