Jakarta (MataMaluku) – Bagi para pecinta kuliner pedas, ada kabar baik dari dunia kesehatan. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa makanan dengan rasa pedas dapat membantu mengendalikan porsi makan secara signifikan, bahkan mengurangi asupan hingga 11 hingga 18 persen.
Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Pennsylvania State University dan dilansir oleh laman Verywell Health, Senin (16/6). Para peneliti menguji pengaruh tingkat kepedasan terhadap perilaku makan dengan menyajikan hidangan seperti cabai sapi dan ayam tikka masala kepada peserta dewasa, yang dibumbui dengan kadar paprika manis dan pedas yang bervariasi.
“Ketika tingkat kepedasan cukup tinggi, peserta makan lebih lambat dan konsumsi makanannya berkurang. Kami hanya menambahkan sedikit paprika pedas, tapi dampaknya cukup besar terhadap jumlah kalori yang dikonsumsi,” jelas penulis utama studi, Paige Cunningham, PhD.
Bukan Sekadar Pedas, Tapi Bisa Tingkatkan Kesadaran Makan
Cunningham menambahkan bahwa meskipun belum bisa diklaim sebagai cara langsung untuk menurunkan berat badan, makan makanan pedas bisa mendorong kebiasaan makan lebih lambat dan sadar. Hal ini berkaitan dengan waktu yang lebih lama makanan berada di mulut, sehingga memberi sinyal lebih cepat ke otak dan sistem pencernaan bahwa tubuh sudah kenyang.
“Paparan rasa yang lebih lama memicu umpan balik oro-sensorik yang memberi tahu otak bahwa kita sudah cukup makan,” ungkapnya.
Kandungan Capsaicin dan Potensi Manfaatnya
Capsaicin, senyawa aktif dalam cabai, memang sudah lama dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan. Menurut John “Wesley” McWhorter, ahli gizi sekaligus juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, capsaicin memiliki efek antiperadangan yang bisa membantu mengurangi risiko penyakit kronis.
Bahkan, kini banyak produk suplemen capsaicin yang dipasarkan dengan klaim mampu membakar lemak, menekan nafsu makan, dan mendukung manajemen berat badan.
Tidak Cocok untuk Semua Orang
Meski begitu, para ahli mengingatkan bahwa tidak semua orang cocok dengan makanan pedas. Emma M. Laing, PhD, RDN, FAND—profesor klinis dari University of Georgia—mengingatkan bahwa konsumsi makanan pedas bisa memperburuk kondisi seperti refluks asam, penyakit radang usus, atau bahkan memicu reaksi alergi.
“Jika Anda mengalami nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, atau gejala alergi setelah makan pedas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter,” ujar Laing.
Alternatif Lain untuk Mengontrol Porsi Makan
Bagi mereka yang tidak menyukai makanan pedas, masih banyak cara lain untuk memperlambat makan dan mengurangi asupan kalori. McWhorter menyarankan, “Cobalah makan sambil berbincang dengan teman atau rekan kerja, bukan sambil melihat ponsel. Kebiasaan ini dapat menurunkan asupan harian hingga 100 kalori.”
Laing juga menekankan bahwa konsumsi makanan sehat tetap bisa dilakukan tanpa cabai. “Buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, biji-bijian utuh, dan lemak sehat sudah cukup memberikan nutrisi penting untuk tubuh.”
Jadi, meski makanan pedas bisa menjadi alat bantu dalam mengontrol porsi makan, tetap penting menyesuaikannya dengan kondisi tubuh dan pola makan seimbang. MM/AC







