Masohi, Maluku Tengah (MataMaluku) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Cabang Maluku Tengah bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Masohi menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Maluku Tengah, kota Masohi, Kamis (28/8/2025).
Mahasiswa yang turun membawa berbagai spanduk dan pamflet bertuliskan seruan perbaikan layanan kesehatan. Mereka mengusung tagline “Malteng Krisis Layanan Kesehatan” sebagai simbol protes terhadap kondisi RSUD Masohi yang dinilai semakin memprihatinkan.
Dalam orasinya, massa menyoroti beragam persoalan di rumah sakit milik pemerintah daerah, mulai dari kekurangan obat-obatan, diskriminasi layanan, hingga utang miliaran rupiah yang membebani operasional. Mereka mendesak Pemkab Maluku Tengah segera mengambil langkah cepat untuk memperbaiki mutu pelayanan kesehatan di RSUD Masohi.
Ketua GMKI Cabang Masohi, Josua Ahwalam, menilai pasien BPJS kerap diperlakukan tidak adil.
“Kami melihat pasien BPJS seakan menjadi kelas dua. Padahal aturan jelas menyebutkan bahwa mereka harus mendapatkan pelayanan yang sama dan lengkap. Fakta di lapangan justru berbeda, ini bentuk diskriminasi yang tidak bisa ditolerir,” tegas Josua.
Ia juga menduga adanya praktik komersialisasi kesehatan oleh oknum tertentu.
“Ada indikasi rumah sakit dijadikan ladang bisnis, bukan lagi pusat pelayanan publik. Ini sangat menyedihkan, karena penderitaan masyarakat malah dijadikan kesempatan untuk memperkaya diri,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan KAMMI Maluku Tengah, Sultan Syaifullah Mussa, mengungkap adanya dugaan nepotisme dalam pelayanan pasien.
“Ada pasien BPJS yang diistimewakan karena punya hubungan keluarga dengan petugas. Bahkan ada perlakuan khusus bagi anak pejabat yang bisa langsung berkomunikasi dengan pihak direktur. Ini sangat tidak adil bagi masyarakat kecil,” sesalnya.
Selain diskriminasi, Sultan juga menyoroti keterbatasan stok obat.
“Setiap kali masyarakat datang, alasan yang muncul selalu obat kosong. Pertanyaannya, ke mana anggaran yang dialokasikan untuk pengadaan obat? Ini harus dijelaskan secara transparan,” tegas Sultan.
Setelah melakukan aksi dan orasi di depan kantor bupati, akhirnya para mahasiswa diterima oleh Sekretaris Daerah Maluku Tengah, Rakib Sahubawa. Ia menegaskan bahwa aspirasi mahasiswa akan ditindaklanjuti.
“Kami akan segera menyampaikan tuntutan adik-adik mahasiswa ini kepada Bupati. Pemerintah daerah tetap berkomitmen mencari solusi terbaik untuk perbaikan RSUD Masohi,” ujar Rakib.
Aksi mahasiswa tersebut berlangsung tertib. Mereka menegaskan akan terus mengawal persoalan layanan kesehatan di Maluku Tengah hingga ada langkah nyata dari pemerintah daerah.MM