Ambon – Kostum Alat Pelindung Diri (APD) menjadi momok tersendiri bagi sebagian besar orang dikala COVID-19 melanda dunia dua tahun belakangan.
Kostum ini menjadi simbol kengerian bagi warga ketika ada orang tua, kerabat maupun warga yang lain dinyatakan positif terpapar virus corona harus dijemput pertugas dengan APD lengkap maupun saat merawat pasien di rumah sakit atau puskesmas.
Kostum ini menjadi seragam wajib bagi tenaga kesehatan (nakes) maupun mereka yang bertugas memakamkan pasien meninggal akibat COVID-19.
Namun kostum ini tidak lagi menjadi simbol mengerikan bagi warga kota Ambon saat ini.
Karena kostum APD ala COVID-19 ini adalah salah satu dari sekian kostum unik yang ditampilkan peserta Lomba Gerak Jalan (LGJ) dan Baris Empang yang diselenggarakan di Negeri Tawiri, Kecamatan Teluk Ambon, dalam rangka memeriahkan HUT ke-447 Kota Ambon dan HUT ke-87 Gereja Protestan Maluku (GPM).
Kegiatan LGJ yang digelar selama dua hari (Sabtu-Minggu) itu menampilkan beragam kostum unik kreasi warga negeri Desa Tawiri yang juga peserta lomba, mulai dari Daster, Tipar Mayang hingga kostum APD ala COVID-19 lengkap dengan alat disinfektan.
Ada juga regu peserta menampilkan kostum berbagai ragam profesi seperti tokoh agama, TNI, ASN hingga petani, yang melambangkan simbol toleransi dan persatuan.
Meskipun banyak peserta menggunakan kostum rapih seperti baju cele, kostum ala prajurit dan lainnya, namun yang menarik perhatian ratusan penonton yang menyaksikan LGJ tersebut adalah kostum–kostum unik yang dipakai peserta lomba.
Kegiatan ini resmi dibuka Penjabat (Pj) Wali Kota Ambon, Bodewin Watimena pada Sabtu (3/9/2022).
Ketua Panitia lomba, Ricky Davids Helaha mengatakan, LGJ 2022 Tawiri diikuti sebanyak 101 regu peserta terdiri dari peserta baris indah anak dan dewasa sebanyak 61 regu dan 40 regu baris empang.
Helaha mengatakan Penilaian pemenang adalah regu dengan kostum dan penampilan terbaik.
Panitia memberikan kesempatan seluasnya bagi peserta untuk berkreasi baik itu kostum maupun gerakan dan gaya. Bahkan kostum unik mendapat poin penilaian tersendiri.
LGJ 2022 Tawiri semakin meriah disaat momen baris empang berlangsung, dimana peserta secara bebas menampilkan kreasi mereka seperti tarian-maku-maku dan goyang “Bento” yang saat ini banyak digemari berbagai kalangan terutama anak-anak.
Baik orang dewasa maupun anak-anak tak sungkan memperagakan goyang “Bento” dari posisi tegak hingga berlutut di tanah.
Goyang Bento mengundang gelak tawa para penonton yang hadir menyaksikan acara tersebut. Tidak sedikit warga mengabadikan momen tersebut melalui handphone untuk di posting ke sosial media mereka seperti Facebook, Twitter, Instagram dan TikTok.
Kegiatan ini kembali diselenggarakan setelah dua tahun vakum akibat COVID-19. Matamaluku.com