Lebanon Bersiap Menghadapi Potensi Dampak Ketegangan di Perbatasan Israel

  • Bagikan
Tentara Lebanon mengamati buldoser milik Israel
Tentara Lebanon mengamati buldoser milik Israel

Beirut – Lebanon telah menyetujui rencana komprehensif untuk mengatasi potensi dampak meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan dengan Israel terhadap infrastruktur dan fasilitas umum. Keputusan ini diambil dalam sidang Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri sementara, Najib Mikati, seperti yang diumumkan oleh Kantor Perdana Menteri.

Mikati mengungkapkan bahwa dia telah berdiskusi dengan Otoritas Nasional Penanggulangan Bencana dan Krisis untuk merumuskan langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk menghadapi situasi yang mungkin muncul.

“Kami telah menyetujui serangkaian tindakan yang akan menjadi dasar bagi pengambilan keputusan yang tepat,” tambahnya, meskipun tanpa memberikan rincian lebih lanjut. “Meskipun perang masih terbatas di Jalur Gaza, apa yang terjadi di Lebanon selatan dan jumlah martir yang terus bertambah adalah hal-hal yang harus dihentikan,” kata Mikati.

“Oleh karena itu, kami terus mendorong negara-negara sahabat untuk menekan dan menghentikan provokasi serta agresi Israel terhadap Lebanon,” tambahnya.

Menteri Media, Ziad Makari, memberikan jaminan kepada warga bahwa pemerintah sedang berusaha menyusun rencana pencegahan jika terjadi konflik.

Kabinet juga menyetujui rencana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi serta Kementerian Kesehatan terkait manajemen bencana.

Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi, Ali Hamiyah, mengungkapkan, “Kami telah menyusun rencana untuk memastikan kesiapan teknis dan keuangan yang dibutuhkan, dan hari ini rencana ini telah disetujui oleh Dewan Menteri.”

Rencana ini mencakup infrastruktur penting seperti jembatan, jalan raya, empat pelabuhan komersial (Sidon, Tyre, Beirut, dan Tripoli), serta Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri.

Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon telah meningkat sejak terjadinya konflik antara kelompok Palestina Hamas dan Israel. Pertempuran ini juga melibatkan baku tembak antara Hizbullah dan tentara Israel, yang menyebabkan korban jiwa dan luka di kedua belah pihak.

Seorang jurnalis Reuters, Issam Abdullah, tewas akibat serangan Israel, dan enam jurnalis lainnya yang terkait dengan kantor berita internasional mengalami luka-luka awal bulan ini. Matamaluku

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *