Berita Maluku Tengah, Masohi – Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah merespon cepat naiknya harga bawang merah di pasaran dengan mengimpor sebanyak lima ton bawang merah subsidi langsung dari Kabupaten Probolinggo. Langkah ini diambil untuk menjaga dan mengendalikan inflasi yang mungkin terjadi akibat kenaikan harga bahan pokok tersebut.
Penjabat Bupati Maluku Tengah, Rakib Sahubawa, menjelaskan bahwa salah satu pemicu inflasi adalah kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat. Contohnya, harga bawang merah yang mencapai Rp30.000/kg dapat menjadi pemicu inflasi yang signifikan. Oleh karena itu, Sahubawa sebagai penjabat bupati telah menginstruksikan dinas terkait untuk menjajaki kerjasama dengan daerah penghasil bawang merah di Pulau Jawa.
Saat ini, Pemda Maluku Tengah telah menjalin kerjasama dengan Pemda Probolinggo, yang merupakan salah satu daerah penghasil bawang merah di Indonesia. Langkah awal dari kerjasama ini adalah pengiriman lima ton bawang merah subsidi dari Probolinggo ke Maluku Tengah, bertujuan untuk menstabilkan harga bawang merah di pasaran lokal.
Sahubawa menjelaskan bahwa bawang merah yang diimpor mendapatkan subsidi dari Pemda Maluku Tengah, sehingga harga jualnya ke masyarakat lebih rendah dari harga pasar saat ini, yakni Rp26.000/kg. Harapannya, dengan tersedianya bawang merah subsidi, masalah tingginya harga bawang merah yang selama ini dikeluhkan masyarakat dapat teratasi, sekaligus mencegah terjadinya inflasi di Maluku Tengah.
Selain menjamin ketersediaan bawang merah, Pemda Maluku Tengah juga rutin melakukan operasi pasar dan memantau ketersediaan serta harga barang kebutuhan pokok masyarakat melalui dinas terkait. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi presiden kepada seluruh kepala daerah untuk melakukan pengawasan rutin terhadap stok barang dan harga yang diperdagangkan, guna menjaga ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dengan baik. Matamaluku