Korban Tewas Akibat Kelaparan di Gaza Tembus 188 Jiwa

  • Bagikan
Warga Gaza 2
Warga membawa bantuan kemanusiaan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Palestina (1/8/2025).

Gaza (MataMaluku) – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat kelaparan dan malnutrisi telah mencapai 188 orang, termasuk 94 anak-anak, di tengah blokade ketat yang diberlakukan Israel sejak Oktober 2023.

Dalam 24 jam terakhir, rumah sakit di Gaza mencatat delapan kematian baru akibat kekurangan pangan, termasuk satu anak. “Jumlah korban meninggal akibat kelaparan kini mencapai 188 jiwa, terdiri atas 94 anak-anak,” kata pihak kementerian dalam pernyataan tertulis pada Selasa (5/8).

Selain kelaparan, serangan militer Israel yang terus berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 61.000 orang dan melukai lebih dari 150.000 lainnya di wilayah Gaza. Hanya dalam sehari terakhir, 87 orang tewas dan 644 orang terluka dilarikan ke rumah sakit akibat serangan yang terus menggempur kawasan padat penduduk itu.

Kementerian juga mencatat bahwa sejak 18 Maret—ketika Israel kembali meningkatkan intensitas serangan—sedikitnya 9.500 warga Gaza tewas dan lebih dari 38.600 orang luka-luka.

Meski Israel sempat membuka sebagian akses bantuan sejak 27 Juli lalu, pengiriman bantuan masih sangat jauh dari mencukupi. Otoritas Gaza menyebut hanya 674 truk bantuan yang diizinkan masuk, atau sekitar 14 persen dari kebutuhan harian minimum.

“Setidaknya 600 truk bantuan kemanusiaan diperlukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar warga Gaza akan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan,” ungkap pejabat lokal.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mengecam keras situasi yang terjadi di Gaza. Ia menyebut pembatasan akses makanan oleh Israel sebagai tindakan yang “berpotensi menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.”

“Gambaran orang-orang yang kelaparan, anak-anak yang merintih lemas, dan keluarga yang tak berdaya di Gaza sungguh menyayat hati dan tak tertahankan,” ujar Turk.

Konflik terbaru ini dipicu oleh serangan besar-besaran kelompok Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel tewas dan lebih dari 200 orang disandera.

Sebagai respons, Israel meluncurkan operasi militer berskala besar ke Gaza, termasuk blokade total terhadap pasokan air, listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan—yang hingga kini masih berlangsung dan memperparah penderitaan dua juta lebih warga sipil di wilayah tersebut. MM/AC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *