Jakarta (MataMaluku) – Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Marsedya TNI Kusworo menginstruksikan evaluasi menyeluruh terhadap operasi pencarian dan pertolongan (SAR) setelah dua personelnya gugur dalam tugas di Karo, Sumatera Utara.
“Saya instruksikan seluruh pegawai Basarnas, baik di pusat maupun Kepala Kantor SAR di daerah, untuk melakukan evaluasi mendalam atas kejadian ini,” kata Kusworo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Kusworo, yang juga perwira tinggi TNI Angkatan Udara bintang tiga, menyatakan pentingnya membentuk tim investigasi guna menganalisis secara detail insiden yang menyebabkan meninggalnya dua personel Basarnas, yakni Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38). Kedua rescuer ini gugur saat menjalankan Operasi SAR untuk Jeplenta Sebayang (36), seorang warga Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, yang dilaporkan hanyut saat memancing. Perahu karet yang mereka gunakan terbalik akibat jeram sungai yang kuat.
Jasad kedua personel tersebut akhirnya ditemukan mengambang di area bendungan PT Wampu Electric Power (WEP), Desa Rih Tengah, Kutabuluh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Rabu (23/10) petang, delapan hari setelah dinyatakan hilang.
Kusworo menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh dari segala aspek teknis, termasuk pedoman penyelenggaraan SAR, Standar Operasional Prosedur (SOP), kesiapan dan kapabilitas personel, serta kelengkapan sarana dan prasarana. Selain itu, ia juga menginstruksikan analisa peran potensi SAR lainnya seperti TNI, Polri, Tagana, dan relawan dalam upaya penyelamatan.
Evaluasi yang melibatkan analisa berdasarkan peta wilayah juga diminta oleh Kusworo dari setiap Kepala Kantor SAR di Indonesia, baik di Medan maupun di 21 kantor SAR lainnya, dari Aceh hingga Timika, Papua, guna mencegah terulangnya insiden serupa.
“Peristiwa ini adalah kehilangan besar bagi Basarnas. Kehilangan dua rescuer sekaligus adalah hal yang sangat menyedihkan bagi kita semua,” ujar Kusworo. MM/AC