Tulehu – Kemeriahan dan keseruan karnaval Kaul dan Abda’u oleh masyarakat di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, memikat ribuan pasang mata pada Kamis (29/6/2023).
Raja Tulehu Urian Ohorella saat diwawancarai menjelaskan, tradisi kaul dan abda’u merupakan penyembelihan hewan istimewa, yakni tiga ekor kambing yang diikuti dengan serangkaian kegiatan lainnya. Proses ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat Tulehu, tetapi juga masyarakat dari desa-desa sekitar yang dilaksanakan setelah salat Iduladha.
Sebelum disembelih, ketiga kambing tersebut dipikul dengan kain oleh para tokoh adat dan agama untuk diarak keliling Tulehu menuju Masjid Negeri Tulehu. Prosesi ini diiringi dengan shalawat dan takbir. Kemudian, penyembelihan dilakukan oleh imam besar Masjid Negeri Tulehu.
Ohorella mengatakan, tradisi Kaul dan Abda’u merupakan puncak dari rangkaian pawai budaya yang dilakukan masyarakat Tulehu. Kaul dan Abda’u sudah berlangsung cukup lama, tercatat tradisi ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu, secara turun temurun di tanah Tulehu.
“Abda’u merupakan bentuk kegembiraan yang dikaitkan dengan sejarah kemenangan tentara Islam pada saat perang Badar, sekaligus dijadikan sebagai ajang silaturahmi seluruh masyarakat Tulehu yang disatukan dalam kegiatan Abda’u,” ujarnya.
Sebagian besar peserta adalah para pemuda yang mengenakan ikat kepala putih yang berjalan beramai-ramai menuju rumah imam besar Tulehu. Selanjutnya, imam besar menyerahkan bendera hijau yang bertali benang emas berwarna kuning. Bendera ini akan diperebutkan oleh ratusan pemuda yang mengikuti upacara tersebut.
Sebelum prosesi dimulai, para pemuda akan terlebih dahulu disiram dengan air berkhasiat oleh imam besar. Konon, air ini membuat tubuh mereka menjadi kuat dan terbebas dari rasa sakit. Proses ini akan menjadi pertunjukan yang menarik.
Kirab Abda’u dipandu oleh tarian hadrat yang memimpin barisan paling depan, diiringi irama gendang yang meriah dan lantunan sholawat yang merdu.
Sementara itu, di barisan kedua, Raja Negara Bagian Tulehu, Urian Ohorella, berjalan bersama istrinya, mengisi suasana dengan kehadiran mereka yang agung.
Di barisan ketiga, para remaja, pemuda dan orang dewasa saling berebut bendera tauhid, menjadi puncak kebanggaan tersendiri bagi mereka yang berhasil memegang dan mencium bendera hijau bertuliskan ‘La Illaha Illallah Muhammadarasulullah’.
Tidak sedikit peserta melompat dari atap rumah warga, menantang tantangan demi merebut bendera Tauhid yang diidam-idamkan.
Atraksi dinamis yang penuh semangat dan perjuangan mengibarkan bendera setinggi-tingginya mencerminkan penghormatan yang tulus dalam menerima Islam sebagai agama yang penuh berkah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan tetap lestari dan abadi di Tanah yang dikenal dengan sebutan Tanah Haramain ini.
Keramaian tersebut tidak hanya melibatkan warga Tulehu, namun juga menarik banyak penonton dari berbagai daerah dan negara, yang datang untuk menyaksikan secara langsung budaya yang hanya terjadi sekali dalam setahun ini.
Beberapa warga yang datang dari luar daerah untuk menyaksikan langsung karnaval ini, menyatakan kekagumannya terhadap tradisi Abda’u, mereka benar-benar terpukau dengan atraksi para peserta Abda’u yang penuh semangat dan berapi-api.
Karnaval Abda’u juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan adat dan budaya lainnya, seperti Tari Sawat, Tari Pattimura, Dabus, Sahumena, Tulehu Tempo Dolo, Nakamura, dan puluhan pertunjukan menarik lainnya.