Moskow – Misi penerbangan bulan pertama Rusia dalam 47 tahun terakhir harus menelan kegagalan pahit ketika pesawat antariksa Luna-25 tergelincir dari kendali dan menabrak permukaan bulan. Insiden ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh program luar angkasa Rusia, yang dulunya merupakan salah satu kekuatan paling dominan di era Soviet.
Korporasi antariksa negara Rusia, Roskosmos, mengumumkan bahwa mereka telah kehilangan komunikasi dengan pesawat tersebut pada Sabtu (19/8) pukul 11:57 waktu setempat. Kejadian ini terjadi ketika pesawat tersebut sedang dalam proses menuju orbit sebelum pendaratan yang dijadwalkan pada hari Senin.
“Sayangnya, pesawat ini telah bergerak menuju orbit yang tak terduga dan akhirnya bertabrakan dengan permukaan bulan,” kata pernyataan resmi dari Roskosmos.
Sebagai tanggapan atas kegagalan ini, sebuah tim investigasi khusus antar-departemen telah dibentuk untuk mengungkap penyebab kehilangan Luna-25. Misi ini sebelumnya telah membangkitkan harapan di Moskow bahwa Rusia akan kembali menjadi pesaing utama dalam eksplorasi bulan.
Namun, kegagalan ini menggambarkan perlambatan signifikan dalam kemampuan luar angkasa Rusia sejak masa keemasannya. Dalam puncak persaingan Perang Dingin, Moskow mencetak sejarah dengan meluncurkan satelit pertama ke orbit Bumi pada tahun 1957 dan mengirim kosmonot Yuri Gagarin sebagai manusia pertama ke luar angkasa pada tahun 1961.
Gagalnya misi ini juga datang di tengah tantangan eksternal yang besar bagi ekonomi Rusia yang bernilai $2 triliun. Negara ini sedang menghadapi tekanan sanksi dari Barat dan terlibat dalam konflik perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Meskipun Rusia pernah meraih banyak keberhasilan dalam eksplorasi luar angkasa, termasuk menjadi negara pertama yang mendarat di Bulan dengan misi tak berawak Luna-24 pada tahun 1976, namun mereka belum pernah menjalankan misi ke Bulan sejak saat itu.
Kegagalan ini juga memberikan peringatan tentang tantangan teknis yang terkait dengan misi bulan, bahkan bagi negara-negara dengan sejarah yang kuat dalam eksplorasi luar angkasa. Dalam hal ini, kemampuan mengendalikan penerbangan dan navigasi tetap menjadi fokus kritis.
Kegagalan ini bukan hanya sebuah insiden di dunia luar angkasa, tetapi juga mencerminkan tantangan yang lebih besar yang dihadapi Rusia dalam menjaga posisi dan eksistensinya dalam eksplorasi luar angkasa di era modern ini.