Kota Gaza, Palestina – Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) pada Jumat (9/2) memberikan laporan mengenai serbuan yang dilakukan oleh pasukan Israel ke Rumah Sakit Al-Amal di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan. Dalam serbuan tersebut, delapan staf medis serta beberapa orang yang terluka turut ditangkap oleh pasukan Israel.”Pasukan pendudukan telah menangkap delapan anggota staf kami di Rumah Sakit Al-Amal, termasuk empat dokter, dan menahan empat orang yang terluka bersama lima rekannya,” demikian disampaikan PRCS melalui pernyataannya.
PRCS juga mengungkapkan bahwa pasukan Israel melakukan perlakuan yang merendahkan, menginterogasi, serta melakukan kekerasan terhadap seluruh tim medis di rumah sakit tersebut, sementara tidak memberikan mereka makanan dan akses ke fasilitas toilet.
Organisasi tersebut menuduh pasukan Israel telah melakukan pencurian terhadap uang yang ada di rumah sakit, serta terhadap orang-orang di dalamnya, termasuk staf medis.
Selain itu, dilaporkan bahwa pasukan juga menyita laptop dan sistem radio VHF, yang merupakan satu-satunya alat komunikasi yang tersedia di tengah pemadaman jaringan komunikasi di Kota Khan Younis yang telah berlangsung selama sebulan.
Pada pagi hari Jumat, PRCS melaporkan bahwa mereka telah kehilangan total komunikasi dengan tim medis di Rumah Sakit Al-Amal, yang menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan tim medis, korban luka, dan pasien.
Serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Amal telah berlangsung selama 19 hari.
Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza, menyebabkan sedikitnya 27.947 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, tewas, dan 67.459 lainnya terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel terhadap Jalur Gaza dimulai setelah kelompok Palestina Hamas melakukan serangan lintas batas yang menurut Tel Aviv telah menewaskan hampir 1.200 orang.
Menurut PBB, agresi yang dilakukan oleh Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah krisis kemanusiaan yang meliputi kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut mengalami kerusakan atau hancur. MM/AC