Ambon – Staf Ahli Wali Kota Bidang Pemerintahan dan Pelayanan Publik Pieter Saimima memimpin rapat evaluasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang berlangsung di Balai Kota Ambon, Rabu (5/10/2022).
Saimima mengatakan, saat ini inflasi di Kota Ambo telah turun di angka 4,47 persen dari yang semula mencapai 6,54 persen.
Inflasi kota Ambon pada bulan agustus, kata Saimima berada pada posisi 6,54 persen, setelah pihaknya melaksanakan operasi pasar di Bulan September, dapat menekan inflasi sampai pada posisi 4,47 persen.
Saimima mengungkapkan, ada efek positif dari pelaksanaan operasi pasar di bulan kemarin.
“Pemkot melakukan erbagai macam upaya untuk mempertahankan dan menekan inflasi,” ujarnya.
Saimima menjelaskan, tidak hanya operasi pasar yang dilaksanakan guna menekan laju naiknya inflasi, pihaknya turut mengambil langkah-langkah lainnya.
“Saat ini pemkot sedang membangun komunikasi dengan sentra produksi bahan pangan di luar sembilan bahan pokok. pemerintah telah menugaskan kepala pertanian dan perdagangan untuk membangun komunikasi dengan sentra makanan di Makassar dan Surabaya,” jelasnya.
Pemerintah juga telah menyiapkan anggaran sebesar Rp3,5 Milyar untuk intervensi terkait dengan inflasi, yang berasal dari 2 persen Dana Alokasi Umum (DAU).
“Intervensi akan dilakukan pemkot untuk komoditi tertentu yang menyumbang nilai inflasi tertinggi untuk sementara ini berada pada sayur-sayuran dan cabai,” tambahnya.
Pengendalian ini tentu menjadi tanggung jawab pemerintah, sehingga, upaya-upaya pelaksanaan penekanan ini akan terus diupayakan, guna menstabilkan inflasi daerah yang tentunya akan berdampak baik di tahun-tahun depan.
“Operasi pasar akan berlangsung di minggu kedua dan minggu keempat setiap bulan, tetap kita menggunakan pasar mardika dan pasar batu merah selama tiga hari, sedangkan pasar Benteng, Passo, Waiheru dan pasar Wayame selama dua hari,” pungkasnya. Matamaluku.com
