Ambon – Penjabat Ketua TP-PKK Kota Ambon Lisa Wattimena menyebutkan, budidaya tanaman hortikultura melalui hidroponik merupakan solusi pertanian bagi kelompok dasawisma terutama kalangan milenial di Kota Ambon maupun Provinsi Maluku.
Hal ini disampaikan Lisa Wattimena saat melakukan kunjungan ke kelompok hidroponik yang berlokasi di Kawasan Karang Tagepe, Dusun Siwang, Desa Urimessing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Jumat (9/9/2022).
Wattimena mengakui, model pertanian menggunakan metode hidroponik sangat membuka wawasan pengetahuan untuk budidaya pertanian di lahan perkotaan dan juga membuka peluang kesempatan bagi perempuan terutama pemuda generasi milenial untuk bisa melakukan budidaya pertanian tanpa harus menggunakan tanah.
Dengan melihat pangsa pasar di Ambon khusus untuk sayuran hidroponik, Wattimena mengatakan pemberdayaan model itu akan dicetuskan masuk program PKK khususnya bagi pemberdayaan kelompok dasawisma.
Koordinator Program Studi Magister Ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Pattimura Johana Leatemia perkebunan dengan sistim hidroponik sangat simple dan dapat diadakan atau dibuat sesuai dengan kondisi lahan termasuk dari segi permodalan.
Perawatan peralatan pun tidak terlalu sering. Pemberian nutrisi tanaman melalui kontainer air pun membuat budidaya pertanian ini menjadi sangat mudah.
Tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk menjadikan budidaya secara hidroponik ini menjadi sangat efektif dan efisien. Sejak ditanam hingga usia panen hanya membutuhkan waktu singkat satu setengah bulan dan bisa dilakukan sepanjang waktu dalam segala kondisi cuaca, karena berada dalam rumah plastik.
Leatemia mengungkapkan saat ini pemasaran untuk produk sayuran pun telah dilakukan, dengan peminat yang tidak sedikit. Beberapa swalayan di Ambon sangat berminat menjual produk hidroponik tanpa bahan pestisida ini. Harga jualnya juga cukup tinggi. Rata-rata 2 pohon selada dengan berat 200 gram dijual Rp25 ribu.
Dengan estimsasi ukuran lahan 4 x 1.5 meter bisa ditanam sebanyak 200 anakan bibit sayuran seperti sawi sendok, sawi putih, selada dan kangkung. Dari satu lahan bisa memperoleh hasil 2.5 juta.
Anak muda yang ingin berkecimpung di dunia pertanian dan menjadi pengusaha pertanian, budidaya dengan hidroponik bisa menjadi alternatif.
Sebelumnya Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena dalam sambutan pemberdayaan ekonomi kelompok perempuan melalui budidaya sayuran segar yang dibacakan Kepala Dinas Pertanian Kota Ambon Denny Nendissa memberi apresiasi terhadap program pemberdayaan kelompok perempuan di Karang Tagepe yang didukung Fakultas Pertanian Universitas Pattimura bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme (AGS).
Menurut Wattimena budidaya sayur menggunakan cara bertanam dengan metode hidroponik, membawa keuntungan tersendiri. Keuntungan itu didapatkan melalui panen yang dilakukan beberapa kali.
Menanam dengan hidroponik jauh lebih praktis dan menguntungkan jika dibanding dengan model konvensional. Lebih praktis karena tidak butuh lahan yang luas. Matamaluku.com