Ambon, Maluku (MataMaluku) – Harga beras di Kota Ambon kembali melonjak tajam, membuat pedagang kebingungan dan masyarakat menjerit. Kenaikan harga dari Rp15.000 menjadi Rp16.500 hingga Rp18.000 per kilogram terjadi secara bertahap dalam beberapa waktu terakhir.
Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen. Setiap kali pasokan beras tiba melalui kapal laut, harga langsung merangkak naik sekitar 10 persen. Para pedagang mengaku tak bisa berbuat banyak karena harga dari distributor juga terus meningkat.
“Kalau dari distributor sudah naik, mau tidak mau kami ikut naikkan harga. Kami juga bingung harus bagaimana karena pembeli juga mulai mengeluh,” kata Wa Nia, pedagang sembako di Pasar Mardika, saat ditemui DMS Media Group, Selasa (15/07).
Ia juga menjelaskan bahwa kualitas turut memengaruhi harga. “Untuk yang Rp15.000 per kilo itu kualitasnya jauh di bawah beras yang harganya Rp16.000 sampai Rp19.000. Jadi kadang pembeli pun harus pilih-pilih, tapi semuanya tetap berat di kantong,” tambahnya.
Masyarakat mengaku sangat terbebani dengan lonjakan harga ini. Ona Lane, seorang ibu rumah tangga di kawasan Galunggung, Ambon, mengaku kesulitan menyeimbangkan pengeluaran rumah tangga.
“Setiap minggu harga berubah. Gaji tidak naik, tapi kebutuhan pokok makin mahal. Ini menyiksa kami sebagai rakyat kecil,” keluh Ona.
Merespons kondisi ini, Anggota Komisi II DPRD Kota Ambon, Christianto Laturiuw, menegaskan pihaknya segera memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Ambon.
“DPRD mendorong Disperindag segera melakukan operasi pasar. Selain itu, dinas juga harus memperhatikan aspek teknis seperti ukuran dan kualitas beras, karena ini menyangkut hak konsumen,” tegas Christianto.
Ia juga meminta pemerintah daerah bertindak cepat agar gejolak harga beras tidak semakin liar. “Kami butuh langkah konkret, bukan hanya janji. Pemerintah harus hadir membela rakyat, bukan jadi penonton,” pungkasnya.
DPRD Ambon berharap, dengan langkah-langkah strategis dari pemerintah, harga beras dapat kembali stabil dan masyarakat tidak lagi terbebani dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.MM