Moskow (MataMaluku) – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan kesediaannya menerima usulan gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza. Namun, Hamas menegaskan bahwa kesepakatan itu tidak mencakup penyerahan senjata.
Juru bicara Hamas di Lebanon, Walid Kilani, menegaskan pada Sabtu (4/10) bahwa pelucutan senjata hanya mungkin dilakukan jika negara Palestina yang berdaulat telah berdiri dengan tentara nasional yang mampu melindungi rakyatnya. “Sikap kami jelas: selama pendudukan berlangsung, perlawanan akan terus ada. Penyerahan senjata hanya mungkin setelah Palestina berdaulat penuh,” ujarnya.
Kilani menambahkan, fokus utama Hamas dalam rencana gencatan senjata adalah penghentian agresi di Gaza, sementara poin lain bisa dibahas lebih lanjut selama tidak bertentangan dengan aspirasi rakyat Palestina. Ia juga menegaskan bahwa kesepakatan harus mencakup larangan pengusiran warga Palestina dari tanah mereka.
Terkait siapa yang akan memerintah Gaza, Kilani menegaskan hal itu bukan keputusan Hamas semata, melainkan seluruh bangsa Palestina. “Perlucutan senjata dan kendali atas Gaza bukan milik Hamas saja, melainkan hak seluruh rakyat Palestina,” tegasnya.
MM/AC