Lumajang, Jawa Timur (MataMaluku) – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Kamis (17/10), dengan letusan mencapai ketinggian 800 meter di atas puncak.
“Erupsi terjadi pada pukul 07.41 WIB,” ujar Sigit Rian Alfian, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Letusan gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini menghasilkan kolom abu yang membumbung hingga 4.476 mdpl. “Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam, dengan intensitas tebal yang bergerak ke arah tenggara dan selatan,” jelas Sigit. Erupsi ini juga terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan berlangsung selama 126 detik.
Gunung Semeru saat ini berstatus waspada, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat. Aktivitas apa pun dilarang di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak, yang merupakan pusat erupsi.
Selain itu, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas di area 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan, karena adanya potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
“Warga juga harus menghindari area dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, untuk menghindari bahaya lontaran batu pijar,” tambahnya.
PVMBG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di anak sungai Besuk Kobokan.
Erupsi ini menjadi pengingat akan bahaya vulkanik yang mengintai masyarakat di sekitar gunung, sehingga kewaspadaan tinggi tetap diperlukan. MM/AC